Adapun hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah menurut Syekh Nidzamuddin an-Nasibasuri dalam tafsirnya, Gharaibul Qur’an wa Raghaibul Furqan
الْحِكْمَةُ فِي إِخْفَاءِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي الَّليَالِي كَالْحِكْمَةِ فِي إِخْفَاءِ وَقْتِ الوَفَاةِ وَيَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَرْغَبُ الْمُكَلَّفُ فِي الطَّاعَاتِ وَيَزِيْدُ فِي الاِجْتِهَادِ وَلَا يَتَغَافَلُ وَلَا يَتَكَاسَلُ وَلَا يَتَكَّلُ
Artinya, “Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadhan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, tidak bermalas-malasan, dan tidak lesu.” (lihat Graraib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan, juz 6, hal 537)
Perlunya pemahaman ciri-ciri kapan tibanya malam Lailatul Qadar.
Berikut ciri-ciri malam Lailatul Qadar dilihat dari gejala alam berdasarkan beberapa hadits Nabi.
1. Pada pagi harinya sinar matahari tidak terlalu panas dan cuaca terasa sejuk. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim.
2. Malam harinya langit terlihat bersih, tidak terdapat awan, suasana terasa tenang dan sunyi, udara juga tidak dingin tidak pula panas.
Dalam hadits lain Rasulullah juga bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء