Sejarah Desa Depok, Penusupan, Pener dan Dermasuci

- 15 Desember 2020, 11:41 WIB
RUBRIK KHAZANAH
RUBRIK KHAZANAH /

Nama Wiragati muncul dalam berita Kronik Sam Poo Kong Semarang. Keberadaan makam Wiragati di Sigarung Pener juga tertulis di buku Tegal sepanjang masa. Di samping itu keturunan Wiragati memiliki ciri khas berupa logat dan dialek khusus saat berbicara. Logat dan dialek bicara penduduk 4 desa keturunan Wiragati berbeda dengan logat Tegal lainya. Logat penduduk 4 desa keturunan Wiragati kadang ditertawakan oleh orang Tegal lainnya karena logat berbicara mereka terdengar berbeda dibandingkan orang Tegal lainnya sehingga tampak lucu. Pada saat anak-anak keempat desa keturunan Wiragati tersebut bersekolah di Slawi, mereka sering diejek atau di-bully di kelas oleh teman-temanya. Bahasa Jawa logat Tegal yang mereka gunakan baik intonasi maupun aksennya berbeda dengan orang Tegal lainnya. Logat dan dialek yang digunakan keturunan Wiragati mengadaptasi dari logat atau dialek Jawa Timuran, karena Wiragati dan orang-orang kepercayaannya berasal dari Trowulan Majapahit. Sebagai contoh kosakata bleketepe terdapat dalam dialek Jawa Timuran, hanya ditemukan dan dipergunakan dalam kosakata penduduk di 4 desa tersebut.

Pengeran Diponegoro ke Penusupan
Pada zaman kolonial yakni abad ke-19 pasukan pangeran Diponegoro memang pernah singgah di Penusupan. Namun Penusupan dan Pener sudah ada jauh sebelum Diponegoro singgah di tempat itu. Pada zaman Kolonial Belanda secara adminsitratif memang hanya ada dua desa yakni Penusupan dan Pener. Blok tanah Dermasuci masuk ke Desa Pener sedangkan blok tanah Depok masuk ke Desa Penusupan. Namun nama tanah Depok dan tanah Dermasuci sudah ada sejak abad ke-15 yang ditetapkan oleh KRT Wiragati sebagai leluhur empat desa ini.

Cara mendeteksi apakah penduduk ke empat desa tersebut benar-benar merupakan keturunan Wiragati atau bukan adalah dengan melihat siapa kakek, nenek atau Embah dari orang yang bersangkutan. Jika orang itu mempunyai embah, kakek, nenek, yang lahir sebelum tahun 1960 dan dilahirkan sebagai penduduk asli di keempat desa tersebut, maka hampir pasti mereka adalah Keturunan KRT Wiragati. Alasannya adalah sebelum tahun 1960 migrasi atau perpindahan penduduk di empat desa itu sangat kecil kemungkinannya. Hampir semua penduduk Desa Pener, Penusupan, Dermasuci dan Depok merupakan keturunan Wiragati.

Anak keturunan KRT Wiragati yang tetap mempertahankan ajaran Wiragati disebut kejawen. Dan empat keturunan langsung KRT Wiragati yang dalam masa periodesasi 2020 - 2026 menduduki posisi sebagai kepala  desa yakni: Suripto, Mulyanto. Guntur Zagiat Yudhiansyah dan Purwanto

Sumber Sejarah ini adalah cerita dari leluhur atau pinisepuh kepada anak anaknya, yang berasal dari versi keluarga besar KRT Wiragati pemegang pusaka dan serat kekancinganya. Sejarah ini juga diperkuat oleh keterangan dalam Buku Keruntuhan Majapahit Hingga Pengislaman Nusantara yang diterbitkan oleh Yayasan Jawa Kanung.

Demikian Sejarah asal muasal penduduk empat Desa yakni Pener, Penusupan, Dermasuci dan Depok di Tegal yang merupakan keturunan Kanjeng Raden Tumenggung Wiragati seorang pejabat tinggi Kerajaan Majapahit pada masa Raja Singawikrama Dyah Suraprabawa atau Prabu Barwijaya V. ***

*)Penulis KRT Rosa Mulya Aji, ST, MT adalah salah satu  dari ribuan keturunan langsung KRT Wiragati . 

Halaman:

Editor: Dasuki Raswadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x