Pada kesempatan yang sama, Pendamping Disabilitas Kabupaten Tegal, Indra Era Fani, merasa prihatin dengan adanya produk yang meniru batik ciprat karya komunitas disabilitas yang malah lebih murah.
Menurutnya, produk batik ciprat yang asli itu motifnya tidak bisa sama. Warnanya, coraknya sangat seni dan abstrak.
"Persamaan dengan batik ciprat dengan kualitas dan harga yang berbeda, teksturnya tidak bisa disamakan, kemarin ada yang memakai mengatasnamakan ini batik ciprat, akan tetapi setelah kami lacak itu ternyata batik cap yang hanya diciprat-ciprat atasnya saja," kata Indra.
"Saya tidak tahu dan tidak bisa menyebutkan namanya dan sudah ada orang yang sudah banyak menawarkan dan mengklaim bahwa itu batik ciprat produk dan bukan karya komunitas disabilitas," imbuhnya.
Lebih lanjut, Indra mengatakan, batik ciprat adalah salah satu program pemberdayaan kepada komunitas disabilitas intelektual, karena mereka sangat minim dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.
"Dengan adanya program batik ciprat ini sangat membantu, khususnya kepada komunitas disabilitas intelektual," pungkasnya.***