Network
KABAR TEGAL - Belakangan ini kasus pelecehan ataupun kekerasan seksual semakin meningkat dari berbagai wilayah di Indonesia termasuk Kabupaten Tegal.
Jumlah kasus yang terjadi pun sekarang ibarat fenomena gunung es, dan kebanyakan para korban lebih memilih untuk diam. Kasus pelecehan ataupun kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga banyak terhadap anak-anak.
Salah satunya kejadian pada lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Pada 22 Februari 2022 lalu, Polres Tegal mengumumkan adanya pencabulan terhadap santriwati dibawah umur yang dilakukan oleh pengurus Ponpes.
Baca Juga: Tak Tahan Lihat Paras Cantik Santrinya, Guru Ngaji di Bumijawa Tega Berbuat Cabul
Menyikapi hal tersebut, Rumah Perempuan dan Anak (RPA) Kabupaten Tegal merasa miris dan menjadikan hal tersebut sebagai 'pekerjaan rumah' yang tak ringan. Lantaran banyaknya kasus yang terjadi disebabkan masih minimnya pengetahuan tentang masalah kekerasan seksual.
"Miris belakangan ini di kerap terjadi kekerasan seksual anak dibawah umur, di Kabupaten Tegal bisa dikatakan darurat kekerasan seksual," ucap Winda, salah satu tim RPA Kabupaten Tegal saat ditemui usai sosialisasi sex education di MI Ibtidaiyah Randusari.
Dalam kesempatan sosialisasi itu, tim RPA Kabupaten Tegal memberikan pendidikan dan pemahaman seksual ringan untuk para siswa dan siswi agar dapat mengenali tubuhnya sendiri.
Hal ini dimaksud agar anak lebih dini untuk paham soal seks dan bagaimana mereka tahu hal mana atau bagian tubuh mana yang harus dilindungi.
Baca Juga: Oknum Guru Honor di Tegal Tega Cabuli Siswi SD di Kolong Jalan Tol, Korbannya Tak Hanya Satu
Ke depan RPA juga berharap bisa berkiprah lebih banyak dan dapat memberikan edukasi ke masyarakat khususnya perempuan dan anak-anak.***
