Klaster Piknik Senam Penusupan, 18 Orang Positif Covid-19 dan Satu Orang Meninggal Dunia

- 27 Maret 2021, 12:05 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/

Hasil penelusuran tim Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal juga menemukan informasi bahwa sebelum piknik, dua orang peserta senam sempat mengalami gejala batuk dan pilek, namun tetap ikut berangkat. Sampai dengan berita ini diturunkan, hasil pemeriksaan PCR kedua orang tersebut belum keluar.

Ditanya soal penanganan 18 orang pasien Covid-19 dari klaster piknik senam Penusupan ini, Joko menguraikan satu orang dirawat di RSI PKU Muhammadiyah, Adiwerna, tujuh orang dirawat di RSUD dr. Soeselo, Slawi dan 10 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah.

Baca Juga: Jadwal Lokasi Layanan Samsat Keliling Tegal, Hari Ini Sabtu 27 Maret 2021

“Saat ini kami masih terus melakukan pelacakan dan pengetesan pada peserta senam rombongan piknik dari Penusupan ini beserta kontak eratnya,” kata Joko.

Menanggapi kasus ini, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Umi Azizah yang dihubungi secara terpisah mengaku sangat menyayangkan peristiwa tersebut.

Menurut Umi, kebijakan pemerintah yang sedikit melonggarkan aktifitas sosial dan ekonomi di masa pandemi bukan lantas sepenuhnya bebas tanpa batas. Aturan protokol kesehatan tetap harus dijalankan, termasuk menahan diri tidak bepergian jauh, apalagi dalam bentuk rombongan dengan banyak orang yang tentu risiko penularannya semakin tinggi.

Baca Juga: Hujan Lebat Disertai Petir Akan Terjadi Pada Malam hari, Prakiraan Cuaca Daerah Tegal Sabtu, 27 Maret 2021

Umi berdalih, di tengah upaya Pemerintah menggenjot program vaksinasi nasional untuk membangun sistem kekebalan tubuh pada minimal 70 persen penduduk Indonesia tentunya harus diimbangi dengan kesediaan setiap warganya untuk patuh pada protokol kesehatan.

“Jangan sampai ini semua sia-sia, karena anggaran yang sudah dikeluarkan Pemerintah sangat besar. Maka tolong, kita semua harus bisa saling menjaga, saling mengingatkan karena kelalaian ini bisa menyeret kita pada pendemi gelombang kedua dan itu dampaknya pada perekonomian bisa semakin buruk,” ungkap Umi.

Semestinya, imbuh Umi, pemerintah desa setempat dan Satgas Jogo Tonggo peka jika ada dari komunitas warganya yang akan bepergian dalam bentuk rombongan, karena harus ada izin dan pengawasan dari Satgas desa.

Halaman:

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x