Puluhan Tahun Krisis Air Bersih, Warga Margajaya Desa Tonggara Kini Rasakan Air Bersih 'Ngucur' Depan Rumah

21 Mei 2022, 08:49 WIB
Air bersih di pedukuhan Margajaya Desa Tonggara yang merupakan unit usaha BUMDesa Maju Jaya /Kabar Tegal/Sandy/

KABAR TEGAL - Puluhan tahun merindukan air bersih, warga pedukuhan Margajaya, Desa Tonggara, Kecamatan Kedungbanteng akhirnya dapat menikmati air bersih dari salah unit usaha yang dijalankan BUMDesa Maju Jaya Desa Tonggara. 

Selama ini sedikitnya 56 Kepala Keluarga atau sekitar 250 jiwa di pedukuhan ini hanya mengandalkan air dari irigasi Waduk Cacaban yang tak terjamin kebersihannya. Belum lagi debit air di saluran irigasi tak sepanjang waktu mengalir, membuat warga Margajaya seringkali bergantung pada bantuan air bersih dari PMI maupun Baznas. 

Pemasangan instalasi air bersih di pedukuhan Margajaya Desa Tonggara
Dijelaskan oleh Ketua RT setempat, sumber air di pedukuhan Margajaya memang sangat terbatas. Hanya terdapat dua sumber mata air yakni di Masjid dan salah satu rumah warga namun debit airnya pun juga tidak besar.

Baca Juga: Krisis Air Bersih di Desa Tonggara, BAZNAS Kabupaten Tegal Salurkan 9000 Liter Air Bersih

Pada tahun 2018 lalu, program Pamsimas sempat dibuat di wilayah ini, tapi setelah di bor hingga ratusan meter tidak juga bisa keluar air. Akhirnya proyek senilai ratusan juta itu pun mangkrak. 

Setelah berdiskusi dengan pihak Kecamatan Kedungbanteng, BUMDesa Maju Jaya Desa Tonggara mencoba melakukan satu terobosan dengan menyediakan air bersih bagi warga Margajaya dengan cara membeli air dari PDAM dan menyalurkannya ke rumah-rumah warga. 

"Kami membuat tangki penampungan dengan kapasitas 15 ribu liter untuk menampung air PDAM yang akan disalurkan ke rumah-rumah warga. Warga membayar sesuai konsumsi dan pemakaian," jelas salah pengurus BUMDesa, Rasmo. 

Ditambahkan Rasmo, warga diwajibkan membeli alat ukur pemakaian air bersih (water meter) dan pipa atau peralon kecil untuk menjangkau hingga titik terdekat dari rumah. 

Baca Juga: Warga Margajaya Desa Tonggara, Puluhan Tahun Alami Krisis Air Bersih

"Untuk biaya pemasangan instalasi jaringan dan water meter, warga urunan sebesar Rp300 ribu. Hingga saat tercatat sudah ada 17 rumah atau KK yang berlangganan," tambah Rasmo. 

BUMDesa Maju Jaya mematok harga sebesar Rp 55,- untuk setiap liter air yang dikonsumsi warga. Petugas BUMDesa akan melakukan pencatatan setiap satu minggu sekali sesuai konsumsi dan pemakaian. 

"Petugas keliling untuk mencatat pemakaian, dan sekaligus menagih pembayaran air sesuai angka yang tertera di water meter. Kami tak menunggu sampai satu bulan pemakaian, karena pasti akan memberatkan jika terlalu banyak jumlah yang harus dibayar," ucap Rasmo. 

Salah satu warga Margajaya, Anis mengaku senang dengan adanya air bersih yang mulai bisa dinikmati setiap saat. Kini Anis tak lagi berjalan kaki hingga ratusan meter untuk mendapatkan air dari saluran irigasi Waduk Cacaban. 

Baca Juga: Berada di Ketinggian 1800 Mdpl, Masjid Darussalam di Desa Sigedong Jadi Masjid Tertinggi di Kabupaten Tegal

"Alhamdulilah, sekarang tak perlu lagi jalan kaki untuk ambil air di bawah (saluran irigasi) yang terkadang ada air kadang juga surut. Kini cukup di depan rumah sudah bisa ngucur air," terang Anis. 

Terpisah, Sekretaris BUMDesa Maju Jaya Desa Tonggara M Sholeh mengaku lega akhirnya bisa mengupayakan air bersih bagi warga Margajaya. Dirinya mengakui, keterbatasan modal menjadi kendala yang tak ringan, namun dengan upaya keras yang dilakukan tim BUMDesa dan gotong rotong warga Margajaya, akhirnya setelah menanti puluhan tahun warga bisa menikmati air bersih dengan mudah. 

"Upaya yang bisa dibilang tak mudah, kendala dan hambatan kami lalui bersama. Hingga akhirnya BUMDesa Maju Jaya bisa membantu warga menyediakan air bersih. Target kami sekarang, terus mencari sumber air bersih agar air tak lagi beli," pungkas Sholeh.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler