Warga Margajaya Desa Tonggara, Puluhan Tahun Alami Krisis Air Bersih

13 September 2021, 06:00 WIB
Krisis air bersih yang dialami warga Margajaya, Desa Tonggara, memasuki musim kemarau kali ini mereka hanya mengandalkan bantuan air dari BPBD /Kabar Tegal//Sandy

KABAR TEGAL - Selama puluhan tahun warga pedukuhan Margajaya, Desa Tonggara, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal mengalami krisis air bersih.

Pedukuhan yang berpenghuni sekitar 70 kepala keluarga (KK) ini hanya mengandalkan aliran sungai irigasi dari waduk cacaban untuk mencukupi kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus). Sedangkan untuk keperluan memasak dan minum, masyarakat terpaksa membeli air isi ulang. 

Dua sumber air di pedukuhan ini yakni di mushala dan di rumah ketua RT tak mampu mencukupi kebutuhan air untuk seluruh warga, terlebih pada saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini. 

Baca Juga: Antisipasi Cukai Rokok Ilegal, Satpol PP Kabupaten Tegal Gencarkan Sosialisasi

Dikatakan Rasmo, ketua RT 21/RW 08 Pedukuhan Margajaya, krisis air bersih yang dialami warga selama puluhan tahun ini sempat terobati dengan rencana pendirian Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) beberapa tahun lalu. Namun pihak pelaksana proyek kesulitan mendapatkan sumber air, walau bangunan tangki air Pamsimas sudah berdiri tegak. 

Pamsimas yang diharapkan jadi solusi krisis air pun kesulitan mendapatkan sumber air /Sandy
"Warga sempat merasa terobati dengan rencana pendirian pamsimas, tapi setelah dibor ratusan meter oleh pelaksana proyek air tanah sulit didapatkan," jelas Rasmo. 

Rasmo menambahkan, memasuki musim kemarau seperti sekarang ini warga sepenuhnya bergantung pada bantuan air bersih yang dikirim oleh BPBD kabupaten Tegal. 

Baca Juga: Berikut Tarif Pembuatan dan Perpanjangan SIM yang Terbaru

"Sudah hampir satu bulan ini warga tak lagi bisa mengandalkan aliran irigasi untuk kebutuhan MCK. Hanya bantuan air bersih dari BPBD, itu pun tak mampu mencukupi kebutuhan seluruh warga," ungkapnya.  

Sebagian warga memilih untuk mendapatkan air dari warga pedukuhan lainnya, namun kondisi jalan yang rusak menuju pedukuhan Margajaya menjadikan masalah tersendiri. 

"Biasanya air kiriman BPBD tidak cukup untuk seluruh warga, jadi banyak warga mencari air dari tetangga pedukuhan. Itu pun harus terkendala jalan yang rusak dan berlubang menuju kesini," ujar Rasmo. 

Baca Juga: Selama Pandemi 70,3 Persen Pejabat Bertambah Kaya, Mengejutkan! Menteri KKP Hartanya Naik Rp 481 Milyar

Warga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal dapat mengatasi krisis air bersih yang dialami warga Margajaya selama puluhan tahun ini. 

"Mungkin pemerintah punya alat yang canggih untuk mencari dimana titik air bisa didapat sehingga kami tak lagi kesulitan mendapatkan air bersih," pungkas Rasmo.

Terpisah, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kedungbanteng, Aji Wiratno, mengatakan pihaknya tengah melakukan komunikasi intens dengan BPBD Kabupaten Tegal terkait krisis air yang dialami warga Margajaya ini. 

"Saya sudah komunikasi dengan BPBD agar mobil air bersih terus dikirim ke Margajaya, Desa juga saya sudah minta buatkan surat pengajuan yang lebih rinci dan detail agar BPBD bisa secara rutin mengirim air kesana, mungkin setiap hari atau dua hari sekali," jelas Aji. 

Baca Juga: Sembilan Pengurus BUMDes Dilantik, Ini Harapan Kades Tonggara

Aji juga menjelaskan, krisis air yang terjadi selama puluhan tahun ini sedang dicari solusi dan jalan keluar yang tidak hanya bersifat insidentil. Dirinya mendorong BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Tonggara untuk segera membantu warga dengan mendirikan unit usaha air bersih bagi warga Margajaya. 

"BUMDes tengah menyusun rencana soal unit usaha air bersih ini, dari konsep yang sudah dipaparkan, nantinya BUMDes akan menjalin kerja sama dengan PDAM. Air dari PDAM nantinya akan ditampung di tangki Pamsimas dan disalurkan ke rumah-rumah warga. Warga membayar ke BUMDes sesuai dengan jumlah air yang dikonsumsi," jelas Aji.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler