Awalnya, warga Galuh Timur menyimpan fosil-fosil yang ditemukan di rumah masing-masing. Kemudian dengan adanya Pokdarwis Kampoeng Poerba maka dibangunlah sebuah rumah kecil yang kemudian diberi nama Museum Mini Kampoeng Poerba untuk menampung fosil-fosil itu.
Masyarakat Galuh Timur dan sekitarnya tidak memperjual belikan fosil. Mereka dengan sukarela dan kesadaran menyerahkannya ke Pokdarwis Kampoeng Poerba untuk disimpan di museum mini itu sebagai edukasi sejarah bagi seluruh umat manusia. ***