Sejarah Ditetapkannya Hari Ibu yang Diperingati Tiap Tanggal 22 Desember

22 Desember 2021, 14:18 WIB
Ilustrasi Hari Ibu, 22 Desember 2021.* /PIXABAY/ sasint

KABAR TEGAL - Hari ibu selalu diperingati setiap tanggal 22 Desember. Namun perlu diketahui bahwa sejarah hari ibu berawal dari para pejuang wanita Indonesia.

Sejarah hari ibu di Indonesia ini tak luput dari perjuangan seorang perempuan.

Bertepatan pada tanggal 22 hingga 25 Desember 1928, sejarah hari ibu dimulai.

Baca Juga: Sejumlah TK Desa Pegirikan Talang Kabupaten Tegal, 3 Tahun Tak Terima Insentif DD

Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.

Para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I.

Gedung Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta menjadi saksi sejarah berkumpulnya 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera yang kemudian melahirkan terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), dikutip Kabartegal Pikiran-Rakyat.com pada 22 Desember 2021.

Baca Juga: Tinjau Pelabuhan Merak, Kapolri Pastikan Prokes Agar Tak Ada Lonjakan Pasca Nataru

Pada Kongres Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda utama adalah mengenai persatuan perempuan Nusantara.

Pada Juli 1935 dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia II, dalam kongres ini dibentuk BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938.

Baca Juga: Rumah Baru Gala Sky Senilai 2,4 Miliar Sudah Terbeli, Punya 3 Lantai

Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu adalah setelah Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya menjadi agenda dalam kongres pertama.

Beberapa hal besar banyak diagendakan namun tanpa mengangkat masalah kesetaraan gender, para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis, dan upaya-upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan. ***

 

 

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler