Jawa Ekspor 2,9 Ton Tokek Kering Untuk Bahan Baku Obat ke China

1 Desember 2020, 01:58 WIB
Ilustrasi: Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya, memeriksa ribuan tokek kering dan ular kering yang akan diselundupkan ke China. FOTO ANTARA/Bhakti Pundhowo/EI/pd/09 /

KABAR TEGAL - Jawa Timur mengekspor 2,9 ton tokek kering ke China setelah Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Surabaya melakukan sertifikasi komoditas senilai Rp117 juta tersebut.
 
Kepala Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi dalam keterangan tertulis, Senin, menyampaikan potensi ekspor tokek atau dalam bahasa Mandarin Bihu kering dari Jawa Timur sangat menjanjikan.
 
"Tokek kering merupakan bahan baku obat tradisional di China," ucapnya.
 
Ia mengemukakan ramuan tersebut dipercaya dapat mengusir masuk angin, mengobati asma, dan penyakit kulit, bahkan tumor serta kanker. Dengan beragam manfaat yang dimiliki, tidak heran apabila permintaan tokek kering dari Indonesia tidak pernah berhenti.

Baca Juga: 1.000 UMKM Ikuti Peluang Ekspor ke Empat Negara Tetangga
 
Sebelum diekspor, kata dia, tokek kering tersebut diperiksa baik secara fisik maupun dokumen oleh Karantina Pertanian Surabaya wilayah kerja Tanjung Perak.
 
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, Bihu kering tersebut dokumennya lengkap dan memenuhi syarat, sehingga Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH 12) dapat diterbitkan," ujarnya.
 
Ia menjelaskan ekspor tokek kering melalui Karantina Pertanian Surabaya tercatat 10 kali pada periode Januari - November 2020 ke China, Taiwan, dan Hong Kong.
 
Baca Juga: Gempa Dengan Magnitudo 5.0 Guncang Sinabang
 
"Selain itu berdasarkan data Otomasi Karantina Pertanian, Bìhǔ kering yang diekspor sepanjang Januari - November mencapai 33,913 ton dari beberapa perusahaan di Jawa Timur," ujarnya. *
 
Sumber : Antara
Editor: Chaerul Azmi

Terkini

Terpopuler