KABAR TEGAL - Tim penyelam operasi pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) dari TNI Angkatan Laut dibekali "ultra short baseline (USBL) transponder".
Untuk menemukan alat perekam pembicaraan pilot (cockpit voice recorder/CVR) di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Alat itu dikontrol dari KRI Rigel-933," kata Wadansatgasla Operasi SAR Sriwijaya Air, Kolonel laut (P) Teddie Bernard di KRI Rigel, Kamis.
Baca Juga: Berikut Daftar Nama Korban Sriwijaya Air yang Berhasil Diidentifikasi DVI Polri
Sebelum digunakan, tim SAR KRI R…
USBL Transponder memiliki fungsi yang sama dengan penunjuk lokasi dengan bunyi ping (ping locator), yakni mencari kotak hitam di bawah air.
Alat itu digunakan tim penyelam pasukan elit TNI AL yakni Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Marinir, Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
USBL Transponder akan memberikan tanda di aplikasi komputer jika menangkap sinyal dari CVR.
Baca Juga: Gaun Pengantin Diduga Milik Korban Sriwijaya Air Ditemukan Tim Penyelam
Terdapat tiga buah alat berwarna kuning berukuran seperti botol minum 750 milli liter
Alat itu juga pernah digunakan mencari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, pada 2018.
Hari selasa tanggal 12 januari 2021 petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni flight data recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam dari TNI Angkatan Laut (AL).***