Mimpi yang pertama terjadi pada saat malam tanggal 8 Dzulhijjah. Pada malam itu Nabi Ibrahim bermimpi seakan-akan ada yang mengatakan untuk menyembelih anaknya. Nabi Ibrahim merasa sangat ragu, apakah itu benar perintah dari Allah sehingga wajib dikerjakan, atau hanya bisikan syaitan belaka.
Ketika terbangun di pagi hari, beliau berpikir dan merenung, "Apakah mimpi ini dari Allah, atau dari setan?" maka, dari renungan inilah Tarwiyah dinamakan.
Setelah mendapatkan mimpi tersebut, Nabi Ibrahim terus merenung. Dia bingung harus mengerjakan perintah tersebut atau tidak. Pasalnya, anak yang diharap-harapkan tiba-tiba saja harus disembelih.
Mimpi yang kedua pada malam sembilan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi lagi, Nabi Ibrahim pun yakin bahwa itu merupakan perintah Allah. Hari saat Nabi Ibrahim mengetahui ini menjadi alasan kenapa tanggal sembilan Dzulhijjah dinamakan hari Arafah, yang bentuk verbalnya adalah "arafa", yang berarti telah mengetahui atau yakin.
Malam yang ketiganya, yakni tanggal sepuluh Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi lagi. Persis seperti mimpi dua malam sebelumnya. Yakin bahwa itu adalah perintah Allah, Nabi Ibrahim pun melaksanakannya. Keyakinan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya itu disebut hari Nahr, yang berarti hari penyembelihan.
Puasa sunnah tarwiyah dan Arafah berlangsung pada hari kedelapan dan kesembilan pada bulan Dzulhijah.
Baca Juga: KUNCI JAWABAN Tebak Kata Shopee Tantangan Harian Jumat 17 Juni 2022 dari Huruf UMTRAJE
Niat Puasa Sunnah Tarwiyah Dan Arafah
Adapun bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Arofah Latin, Arab, dan Artinya sebagai Berikut: