Meraih Pahala Besar Dalam Keringanan Ibadah (Rukhsah)

- 9 Desember 2020, 06:19 WIB
/

Berdasarkan Qur’an dan hadits itu, imam Al-Sya’rani menjelaskan bahwa ; orang yang kuat, tidak boleh disuruh turun ke martabat orang lemah dengan menempuh jalur rukhshah, namun ia seharusnya ia menjalankan ketentuan-ketentuan hukum yang berat. Demikian halnya orang yang lemah, tidak perlu dibebani perintah untuk naik pada derajat azimah.

Penyesuaian keadaan manusia sebagai sasaran hukum syari’ah berikut keadaan yang mengitarinya, adalah bagian sifat rahman-rahimnya Allah yang ditempelkan pada karakter syari’ah-Nya, - meminjam bahasa Syekh Hudlori bik – Allah sengaja menginginkan Taqlilu Al-takaaliff (menyedikitkan beban) dalam syari’ahnya, sehingga Allah tidak membebani seseorang diluar kapasistasnya demi terciptanya ‘adamul haroj (menghilangkan kesempitan) dalam beragama.

Rasulullah mengingatkan umatnya untuk tidak berkeras kepala memaksakan diri dalam kesulitan beragama, jika seseorang memaksakan diri, maka ia akan mengalami kekalahan, hal ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Shahihnya dari sahabat Abu Hurairah Raslullah bersabda ; "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Dalam hadits lain, rasulullah bersabda “ sesungguhnya Allah menghendaki kemudahan pada umat ini dan tidaklah menghendaki kesukaran dengan mereka”.

Selanjutnya, dalil-dalil ayat dan hadits kemudahan dalam beragama oleh para ulama’ dijadikan sandaran dalam pembuatan kaidah fiqhi Al-Masyaqqatu Tajlibu al-taisir (kesulitan akan mendatangkan kemudahan). Dengan demikian, hendaknya kaum muslimin menikmati keringanan hukum Allah ditengah pandemic covid19, menghilangkan perasaan jauh dari Allah akibat tidak bisa shalat jum’at maupun jama’ah lima waktu di masjid seraya berdo’a ; semoga wabah ini cepat usai.

Dengan niat bernikmat-nikmat dengan rahman rahimnya Allah dalam keringanan hokum maupun ibadah, kita berharap sikap abudiyah (penghambaan) kita semakin menguat, sehingga kita tetap bisa mendapatkan pahala besar dari Allah berkat rasa penghambaan kita kepada-Nya.
Wallahu A’lam

 *) Penulis adalah Dosen MK Agama Islam Universitas Jember

 

Halaman:

Editor: Dasuki Raswadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x