"Kita tidak menarik biaya. Semuanya gratis. Kita justru memfasilitasi peralatan sekolahnya," ujarnya.
Untuk lokasi taman bacaan itu, para relawan pendidikan ini memanfaatkan pos ronda yang didesain seperti tempat belajar. Alasnya diberi karpet dan kerangka bambunya dicat berwarna-warni. Tempatnya terlihat bersih dan nyaman. Sehingga para siswa lebih tenang untuk belajar.
"Jumlah relawan pendidikan yang kami libatkan sebanyak sembilan orang, termasuk saya. Nama-nama mereka adalah, Shella Shilvia, Imam Tantowi, Sri Sunarti, Tria Setiawati, Eli Zamzuroh, Siti Nurlelah, Khusnia Uni, dan Takhuri," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sumingkir, Khasan Ali, mengaku sangat mendukung program para pemuda di desanya itu. Dia juga mengapresiasi karena mereka berhasil mendirikan yayasan. Bahkan, yayasan itu juga nantinya akan memberikan beasiswa kepada anak-anak yang putus sekolah. Bagi siswa yang berprestasi juga akan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Ini wadah yang bagus. Saya sangat mengapresiasi. Semoga yayasan ini berhasil sukses dan bisa menciptakan pelajar yang berprestasi, berkarakter dan inovatif," doanya. ( Sri Yatni )