Pemuda Desa Sumingkir Mendirikan Taman Bacaan

- 27 Oktober 2020, 11:05 WIB
Taman bacaan difasilitasi sejumlah buku pelajaran dan peralatan menulis serta menggambar. Tidak tanggung-tanggung, untuk mendirikan taman bacaan itu, mereka juga membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Tunas Jaya Abadi.
Taman bacaan difasilitasi sejumlah buku pelajaran dan peralatan menulis serta menggambar. Tidak tanggung-tanggung, untuk mendirikan taman bacaan itu, mereka juga membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Tunas Jaya Abadi. /

 

KABAR TEGAL - Kiprah pemuda di Desa Sumingkir, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal patut diacungi jempol. Mereka yang tergabung menjadi relawan pendidikan ini, mendirikan taman bacaan untuk para pelajar sekolah. Saat ini, sudah ada 3 lokasi taman bacaan di desa tersebut. Yakni, di wilayah RT 01 RW 01, RT 06 RW 03 dan RT 18 RW 09. Setiap taman bacaan difasilitasi sejumlah buku pelajaran dan peralatan menulis serta menggambar. Tidak tanggung-tanggung, untuk mendirikan taman bacaan itu, mereka juga membentuk sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Tunas Jaya Abadi.

"Kami mendirikan taman bacaan ini sejak empat bulan silam. Saat ini baru ada lokasi. Rencananya, kami akan menambah enam lagi, supaya menjadi sembilan lokasi," kata Abdul Lutfi, salah satu relawan pendidikan di Desa Sumingkir, yang juga sebagai Ketua Yayasan Tunas Jaya Abadi, Selasa (27/10/2020).

Menurutnya, untuk mendirikan taman bacaan dan yayasan itu, memang tidak mudah. Selain membutuhkan waktu yang panjang, juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Beruntung, ada salah satu donatur di desa tersebut yang membantunya hingga taman bacaan itu berdiri sampai sekarang. Sementara, saat disinggung siapakah donatur itu, pihaknya enggan menyebutkan namanya.

Baca Juga: 12 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia Dilantik Presiden Jokowi

"Prinsipnya, kita yang mengelola taman bacaan ini. Kita mengumpulkan anak-anak dan memberikan mata pelajaran sesuai dengan jenjang pendidikannya. Misal, siswa SD, kita berikan materi tentang pelajaran SD," terangnya.

Sejauh ini, Abdul Lutfi mengaku sudah memiliki puluhan siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di taman bacaan tersebut. KBM dilakukan setiap Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu. Setiap kelompok, dibagi menjadi dua. Kelompok pertama khusus untuk siswa SD kelas 1, 2 dan 3. Dimulai pada pukul 15.00 hingga 16.00. Sedangkan kelompok kedua, untuk siswa kelas 4, 5 dan 6. KBM dimulai pada pukul 16.00 hingga 17.00. Adapun, jumlah siswanya beragam. Setiap kelompok ada yang 10 orang dan 15 orang. Setiap melaksanakan KBM, para siswa dan guru atau relawan pendidikan, wajib memakai masker dan duduknya berjarak. Setelah mengikuti KBM, mereka juga harus mencuci tangannya pakai sabun.

"Kita tetap mematuhi protokol kesehatan," ucapnya.

Abdul Lutfi menuturkan, taman bacaan itu sengaja didirikan karena prihatin terhadap anak-anak yang saat ini sedang mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mereka bukannya belajar dengan sistem daring atau online, tapi justru cenderung bermain game di handphone. Karena itu lah, ia kemudian berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mendirikan taman bacaan. Para siswa yang mengikuti KBM di tempat tersebut, tidak dipungut biaya.

Halaman:

Editor: Dasuki Raswadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x