Petani di Karangmalang Teriak Kekeringan, Dewi Aryani Hadir Berikan Solusi

- 29 Agustus 2023, 19:28 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani saat berdialog dengan para petani yang mengeluhkan kekeringan dan krisis air di Desa Karangmalang, Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.
Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani saat berdialog dengan para petani yang mengeluhkan kekeringan dan krisis air di Desa Karangmalang, Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. /Kabar Tegal/Dwi Prasetyo Asriyanto

Sementara itu, Pengelola Debit Waduk Cacaban Kabupaten Tegal, Samad, menerangkan bahwa Waduk Cacaban mengairi sekitar 7 ribu hektar lahan pertanian di lima kecamatan yakni Kedungbanteng, Pangkah, Tarub, Suradadi dan Kramat.

Baca Juga: Soal Penarikan Mobil Bantuan Operasional oleh Bachrudin Nasori, Ini Tanggapan PCNU Kabupaten Tegal

"Kekeringan lahan dan krisis air baru terjadi tahun ini karena adanya fenomena El Nino. Sebelumnya, ada suplai air hujan minimal sebulan sekali sehingga tidak sampai terjadi kekeringan, baru tahun ini terjadi kekeringan dan krisis air," ujar Samad. 

Menurutnya, debit air di Waduk Cacaban dulu bisa sampai 50 juta meter kubik, Namun kini turun menjadi 45 juta meter kubik kapasitas limpas. 

"Untuk posisi sekarang ini, kondisi air di Waduk Cacaban kritis karena hanya tersisa sekitar 7,3 juta meter kubik saja, padahal biasanya antara 45 juta sampai 50 juta meter kubik air. 

Baca Juga: Bachrudin Nasori Tarik Mobil Bantuan Operasional PCNU, Tak Terima Namanya Dihapus di Badan Mobil

"Betul sekarang ini bisa dikatakan kondisinya kritis, karena dari normalnya antara 45-50 juta meter kubik air, sekarang tinggal 7,3 juta meter kubik air saja. Tapi ya secara hitungan masih aman, terlebih ada tambahan air dari BBWS untuk penghematan dan ya supaya petani tetap bisa panen," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kabid Ketahanan Pangan Dinas KP Tan Kabupaten Tegal, Ahmad Mulya Aji, mengatakan bahwa lahan pertanian di area Desa Karangmalang saluran irigasi hanya mengandalkan dari Waduk Cacaban saja. 

Maka menurutnya, penghijauan harus dihidupkan kembali supaya sumber air bisa lebih baik kedepannya. 

"Kondisinya bisa dibilang kritis. Bisa dilihat kondisi lahan dan tanah di sekitar sini kering semua dan tidak ada hutan hijau. Sedangkan untuk penggiliran irigasi di lokasi ini sekitar seminggu sekali, dan tadi dapat tambahan dari BBWS selama dua minggu," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah