Program TKM Kewirausahaan Dewi Aryani Sukses Cetak Petani Melon Milenial di Desa Adiwerna

- 16 April 2022, 09:32 WIB
Karang Taruna Desa Adiwerna usai panen melon
Karang Taruna Desa Adiwerna usai panen melon /Kabar Tegal / Sandy /

KABAR TEGAL - Berkat kegigihan pemuda Karang Taruna Adikarya Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, green house yang ditanami melon Jepang (Japanese Muskmelons) jenis Wakatobi akhirnya bisa dipanen.

Kepala Desa Adiwerna, Saeful Anwar sebagai pengelola green house mengatakan ini merupakan panen perdana setelah melakukan serangkaian proses mulai dari persiapan lahan, persemaian bibit hingga pemupukkan dan pemeliharaan tanaman.

Saeful menjelaskan, minat dan keberhasilan para pemuda di Desa Adiwerna menjadi petani milenial tak lepas dari arahan dan bimbingan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dr Dewi Aryani M.Si melalui program TKM Kewirausahaan.

Baca Juga: RDP Komisi IX, Dewi Aryani Minta Pemerintah Tidak PHP dan Prioritaskan Nakes Honorer jadi PPPK

"Menumbuhkan semangat bertani para pemuda sekarang ini tak lagi mudah. Namun melalui program TKM Kewirausahaan yang Ibu Dewi Aryani berikan, kami merasa mendapatkan energi baru. Bahwa bertani itu juga bisa disiasati dengan cara yang mudah tapi menjanjikan hasil maksimal," ungkap Saeful.

Dijelaskan Saeful, lahan yang dibutuhkan juga tak perlu luas seperti kebun pada umumnya, dan masa tanam melon jenis Wakatobi ini hanya membutuhkan waktu sekira 75 HST (hari setelah tanam).

"Setelah lahan selesai, baru dilakukan penyemaian bibit melon dari biji. Kurang lebih dari mulai pembibitan itu sekitar 12 hari, kemudian setelah 12 hari siap pindah tanam ke lahan," jelas Saeful.

Baca Juga: Gunakan Lahan Sempit, Petani Milenial Ini Raup Cuan Puluhan Juta dari Budidaya Melon Golden

Perawatan juga merupakan kata kunci keberhasilan budidaya melon jenis ini. Karena melon itu rawan dengan jamur, virus dan lain-lain. Sistem penanaman menggunakan green house atau tertutup, sedang sistem pengairannya semi otomatis dengan menggunakan gravitasi dan setiap lubang tanam terdapat selang-selang kecil untuk menyiram tanaman.

Untuk harga jual sendiri, melon jenis Wakatobi relatif mahal jika dibandingkan dengan melon jenis biasa yang banyak ditemukan di pasar tradisional dan supermarket.

"Per kilogram biasanya dijual dengan harga Rp 75 ribu, untuk berat satu buah melon rata-rata 2,2 kilogram. Target market kami ke depan akan menyasar pasar buah modern di kota-kota besar," tambah Saeful.

Baca Juga: Tips Usaha Pertanian Bisa Cuan Maksimal di Era Pandemi

Terpisah, Anggota DPR Dr Dewi Aryani M.Si ketika dihubungi oleh kabartegal.com mengungkapkan apresiasi atas keberhasilan pemuda karang taruna Desa Adiwerna ini. Dirinya berharap budidaya melon jenis Wakatobi ini terus dikembangkan di Desa Adiwerna.

"Ini peluang usaha yang bagus dan menjanjikan, terus kembangkan. Saya berharap makin banyak pemuda karang taruna yang menekuni pertanian buah-buahan dan bisa menjadi model wirausaha yang bisa di contoh desa-desa lainnya di Kabupaten Tegal," ujarnya.

Untuk mendukung sektor pertanian tersebut, dalam waktu dekat legislator asal Dapil Jateng IX ini bakal menggelontorkan lagi 5.500 bibit buah-buahan untuk desa-desa di Kabupaten Tegal.

"Masa pandemi 2 tahun terakhir membuat perekonomian menurun sehingga perlu kita tumbuhkan jiwa wirausaha terutama di sektor pertanian," pungkasnya.***

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x