Kalaupun sedang di luar negeri, masyarakat harus tetap jalankan prokes, baik ketika berada di negara tujuan maupun di dalam perjalanan.
Baca Juga: Tinjau Bakti Negeri Akabri 2001, Kapolri Tekankan Vaksinasi Hingga Waspadai Pintu Masuk Negara
Selain itu, dukungan dan kerja sama semua pihak juga diharapkan dalam upaya-upaya
pengendalian seperti pelacakan kontak, testing, karantina, juga isolasi.
Kasus Omicron di Indonesia, dikatakan Nadia, mayoritas sudah divaksin lengkap. Kemudian dari kasus Omicron yang ditemukan tersebut, lebih banyak yang tidak bergejala, serta hanya sedikit bergejala ringan.
“Ini konsisten dengan temuan di berbagai negara. Yang artinya bisa kita sampaikan bahwa vaksin yang diberikan, memberikan efek perlindungan untuk gejala sakit berat dan kematian,” tambahnya.
Baca Juga: Omicron Sangat Cepat Daya Tularnya, Pemerintah Minta Masyarakat Segera Vaksin
Namun demikian, Nadia menekankan, dengan adanya identifikasi kasus transmisi lokal maka berarti risiko penularan sudah ada di tengah masyarakat.
Risiko sakit parah juga kematian harus tetap menjadi kewaspadaan. Deteksi dini perlu dilakukan guna mencegah keparahan dan memutus rantai penularan.
Nadia menyebutkan, varian Omicron memiliki penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang lebih rendah.
“Walaupun begitu, kita harus tetap waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu, upaya pencegahan pengendalian, dan upaya mitigasi penerapan prokes dan upaya lainya harus tetap berjalan. Termasuk pengurangan mobilitas,” tandasnya.