Kadin dan DPR 'Moci Bareng', Bahas Tusuk Sate Hingga Fly Over Banjaran

- 28 Desember 2021, 21:14 WIB
Nurbaeti, salah satu perajin lidi dupa saat menyampaikan aspirasinya di hadapan Anggota DPR RI
Nurbaeti, salah satu perajin lidi dupa saat menyampaikan aspirasinya di hadapan Anggota DPR RI /Kabar Tegal / Sandy/

KABAR TEGAL - Dalam acara 'Moci Bareng" antara pengurus dan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Tegal dan anggota DPR RI Dapil Jateng IX, yang digelar di Hotel Grand Dian Slawi, Selasa 28 Desember 2021, beragam pertanyaan diutarakan terkait pembangunan dan sektor usaha di Kabupaten Tegal. 

Salah satunya menyoal rencana pembangunan fly over Pasar Banjaran, Kecamaran Adiwerna. Di hadapan empat anggota DPR RI Dapil Jateng IX, H Agung Widyantoro (Golkar), Dr Ir Harris Turino (PDIP), H Abdul Fikri Faqih (PKS) dan Dr Dewi Aryani (PDIP), Sugirman, salah satu pengurus Kadin Kabupaten Tegal mengatakan bahwa pembangunan fly over di kawasan pasar Banjaran harus menjadi prioritas. 

"Kemacaten yang terjadi harus ketika jam sibuk, haru segera dicarikan solusi. Salah satunya dengan pembangunan fly over atau jalan layang untuk kendaraan. Saya meminta agar empat anggota DPR yang kebetulan hadir bisa mendorong pemerintah pusat untuk segera merealisasikannya," ujar Sugirman yang juga Ketua Projo Kabupaten Tegal.

Baca Juga: 'Moci Bareng' Dewi Aryani Ajak Pengusaha Kadin Bangun Empati Sosial Pulihkan Ekonomi

Menanggapi pertanyaan tersebut, anggota DPR Fraksi Golkar Agung Widyantoro menjelaskan bahwa pembangunan fly over Banjaran telah diprogramkan dibangun tahun 2024 mendatang. Agung mengingatkan kepada Pemkab Tegal agar tidak terjadi praktek mafia tanah dalam proses pembebasan lahan nantinya. 

"Sudah diprogramkan pada tahun 2024 mendatang, saya minta Pak Sekda mengawasi benar agar tidak timbul mafia tanah yang memborong tanah di kawasan yang bakal dibangun fly over tersebut untuk tujuan tertentu," ujar Agung.

Tak hanya aspirasi terkait fly over Banjaran, pelaku usaha tusuk sate yang juga perajin lidi untuk dupa asal Pesawahan, Desa Pangkah, Nubaeti, menyampaikan aspirasi terkait permodalan usaha.

Baca Juga: H Amin Pastikan Walau Diisi Banyak Kader Partai, KADIN Tidak Akan Main Politik

Nurbaeti mengatakan permintaan lidi untuk bahan dupa yang digelutinya mencapai 15 ton per minggu. Namun, karena kendala modal dan mesin yang rusak dirinya kini tak lagi bisa mengejar target permintaan lidi dupa untuk ekspor. 

"Mohon solusi dari anggota DPR agar produksi kembali stabil," pinta Nurbaeti. 

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x