P3JAYA Sampaikan Pernyataan Sikap Terkait Pembangunan City Walk 'Malioboro' Kota Tegal

- 26 September 2021, 14:38 WIB
Kawasan Jalan Ahmad Yani Kota Tegal / kabar tegal
Kawasan Jalan Ahmad Yani Kota Tegal / kabar tegal /Ade W/

KABAR TEGAL - Penolakan pembangunan City Walk 'Malioboro' Kota Tegal oleh para penghuni, pedagang dan pengusaha yang tergabung dalam Perkumpulan Penghuni dan Pengusaha Jl Ahmad Yani Kota Tegal (P3JAYA), bukan tanpa alasan.

Menurut Humas P3JAYA, Agustino, sesungguhnya tidak ada yang buruk dari perubahan itu, hanya saja perubahan yang akan mempengaruhi nasib 200 lebih penghuni dan pemilik rumah di sekitar Jalan Ahmad Yani Kota Tegal harus dipikirkan dengan matang dan bijaksana.

"Situasi sudah cukup buruk di tengah pandemi Covid-19 bagi para pengusaha, penghuni, dan pedagang yang menggantungkan hidupnya di Jalan sepanjang 750 meter ini. Mengubah kawasan niaga menjadi kawasan wisata tentu tidak semudah itu," ungkap Agustino, Minggu, 26 September 2021.

Baca Juga: Grafik Kasus Covid-19 Melandai, Pemerintah Akan Beri Izin Penyelenggaraan Kegiatan Besar

Ditambahkan, perilaku masyarakat akan berubah, dari mudah parkir menjadi kesulitan, pola ekonomi akan berubah, lalu lintas akan berubah, dan aneka perubahan
lainnya.

"Di Jalan Ahmad Yani Kota Tegal tidak hanya ada pedagang makanan, di Jalan sepanjang 750 meter ini, kita bisa menemui bengkel mobil, bengkel motor, toko besi, toko gerabah, toko listrik, pedagang pakaian, alat olah raga dan berbagai macam lainnya. Tentu tidak asal saja merubah konsep
suatu jalan menjadi city walk, apalagi tanpa kantong parkir yang jelas," paparnya.

Berkaca dari pengalaman, P3JAYA membuka kembali ingatan warga Kota Tegal tentang bagaimana satu jalan yang berubah kondisi dari pusat kuliner menjadi mati total, gara-gara dirubah konsepnya menjadi City Walk, yakni di Jalan Teri, Kota Tegal.

Baca Juga: Pelaku Pembakaran Mimbar Masjid Raya Makassar Ditangkap, Mahfud MD: Pemeriksaan Harus Tuntas dan Terbuka

Padahal sebelumnya di Jalan Teri itu hanya ada usaha yang sama, yaitu kuliner, dan dalam sekejap jalan tersebut seolah mati, hanya tersisa gerbang besar putih dan paving block jadi saksi sejarah betapa ramai pedagang dan pengunjung yang pernah ada di Jalan Teri, Kota Tegal.

"Sekali lagi perubahan tidak lah buruk, hanya saja perubahan yang dilakukan tanpa kejelasan konsep dan mimpi semata, dengan mengatasnamakan pembangunan hanya akan menciderai penghuninya," tandas Agustino.

Diungkapkan juga oleh Agustino, bahwa P3JAYA merasa takut jika masyarakat Kota Tegal lainnya menganggap tindakannya menghalangi pembangunan, tetapi perlu diingat, di Jalan Ahmad Yani Kota Tegal, para penghuni dan pedagang mencari makan dan mengais rejeki demi menjaga asa.

Baca Juga: Peringatan HUT Pertama DPC Srikandi Pemuda Pancasila, Suarakan Pentingnya Kesetaraan Gender di Segala Bidang

"Apa yang harus kami lakukan? Tidak ada seorang pun yang akan bisa mengubah nasib kami kecuali orang itu sendiri yang berusaha. Itulah yang akan kami lakukan! Dengan alasan inilah kami, perkumpulan Pemilik properti, pedagang, dan penghuni Jalan Ahmad Yani Kota Tegal akan melakukan gugatan terhadap keputusan para penguasa," tegasnya.

Mengutip dari ungkapan Proklamator RI Mohammad Hatta, P3JAYA menyerukan bahwa 'Agar perut rakyat terisi, kedaulatan rakyat perlu ditegakkan. Rakyat hampir
selalu lapar bukan karena panen buruk atau alam miskin, melainkan karena rakyat tidak berdaya'.

"Menang atau kalah, ini adalah periuk nasi kami, jadi kami akan pertahankan. Mungkin kami tidak berdaya, tetapi saat ini kami
telah bersatu dan memutuskan untuk berjuang agar aspirasi kami didengar," pungkasnya.***

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah