KABAR TEGAL - Rencana pemugaran Makam Mbah Semedo yang terletak di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal sempat mendapat pertentangan dari sejumlah pihak. Baik dari masyarakat Desa Semedo sendiri hingga pihak-pihak lain di luar Desa Semedo.
Bukan tanpa alasan, Makam Mbah Semedo yang terletak di atas bukit ini memang masih jadi satu kawasan dengan pemakaman umum warga setempat, sehingga dengan adanya proses pemugaran yang mulai dilaksanakan tak sedikit warga mengeluh makam keluarga mereka agak terabaikan.
Belum lagi adanya beberapa pohon besar yang di area pemakaman yang terpaksa harus ditebang guna memperlancar proses pekerjaan pemugaran kawasan makam tersebut. Bahkan pada pekan lalu, sempat terjadi ketegangan antara warga Desa Semedo dengan Kepala Desa Semedo Fatchul Qori imbas dari pemugaran Makam Mbah Semedo tersebut.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bakal Resmikan Museum Situs Semedo
Untuk dapat menjangkau Makam Mbah Semedo, kita harus berjalan kaki sekitar 10 menit dari pemukiman warga. Jalannya menanjak dan belum diaspal, namun kini terlihat sudah diberi pasir dan batu. Pada bagian kanan jalan juga sudah terdapat undag-undagan (tangga) walau belum sepenuhnya rampung. Terlihat beberapa pohon yang tidak begitu besar sudah ditebang, ada garis polisi di area tersebut.
Di makam-makam warga, terlihat banyak sampah gelas air mineral, mungkin sisa-sisa ziarah kubur paska Idul Fitri kemarin. Tidak tampak ada makam warga yang terbengkalai atau rusak imbas dari pemugaran, mungkin sudah dirapihkan kembali.
Ketika sampai di atas bukit, memang tampak beberapa pohon besar yang ditebang, tapi potongan kayunya masih berada tak jauh dari area pohon induk. Kerasnya bagian dalam pohon menandakan usia pohon yang tua dan berumur. Terdapat beberapa lubang besar di sudut-sudut area Makam Mbah Semedo, sepertinya lubang untuk cakar ayam atau pondasi.
Di Makam Mbah Semedo sendiri, belum ada pekerjaan berarti yang dilakukan disana. Makam masih terlihat utuh, bangunan pelindung atau pendopo makam juga masih berdiri kokoh. Wangi-wangian dupa bekas peziarah masih kuat dirasakan hidung, taburan bunga-bunga di depan pintu pendopo juga tampak masih segar dan belum melayu. Menandakan tak ada kendala dan halangan bagi peziarah imbas dari proses pemugaran yang dilakukan.
Walau terlihat masih layak untuk dikunjungi peziarah, namun keretakan-keretakan pada pondasi tanda pergesaran tanah juga tampak di beberapa titik. Terutama pada bangunan mushala yang terletak di bawah makam. Tempat wudhu yang ada serta toilet juga tak bisa dikatakan layak lagi.
Klarifikasi Kepala Desa Semedo
Saat diklarifikasi terkait rencana pemugaran Makam Mbah Semedo, Kepala Desa Semedo Fatchul Qori yang ditemui di kediamannya Kamis 12 Mei 2022 menjelaskan fakta-fakta yang sebenarnya terjadi.
Secara gamblang, Kades yang baru menjabat 3 tahun ini mejelaskan bahwa rencana pemugaran tersebut bukan atas inisiatif dirinya selaku Kepala Desa, melainkan atas saran dan permintaah khusus seorang tokoh ulama besar Jawa Tengah.
"Atas permintaan khusus dari beliau agar Makam Mbah Semedo diperbaki. Mengingat Makam Mbah Semedo sudah menjadi salah satu tujuan bagi peziarah religi. Jadi bagaimana peziarah itu bisa makin khusuk dan nyaman. Kondisinya saat ini kan apa adanya saja," jelas Qori.
Baca Juga: Banjir di Desa Semedo, DPK GMNI Slawi Lakukan Baksos Demi Menjaga Warisan Situs Purbakala
Disinggung soal perizinan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk biaya pemugaran makam, Qori pun secara gamblang menyebut bahwa dirinya sudah matur kepada Bupati sebelum kawasan itu dipugar.
"Saya sudah matur Ibu Bupati, walau bagaimanapun kan saya ini Kades harus koordinasi dengan atasan. Kalau soal pendanaan, ada Hamba Allah yang memang dimintai tolong oleh beliau (ulama besar-red) dan menyatakan kesiapannya," tambahnya.
"Semua dibiayai oleh Hamba Allah tersebut, nilainya pun tak ada batasan ibarat membangun sebuah masjid. Dan saya pun bukan yang pegang anggaran tersebut, apa engga bahaya kalau seorang Kades tiba-tiba ditransfer untuk suruh pegang uang besar, pasti PPATK datang ke rumah saya," ujar Qori santai.
Sempat ramai soal pohon besar yang ditebang di area makam, Qori menjelaskan semata karena kebutuhan untuk pembangunan pondasi sesuai dengan denah atau gambar rancang bangun yang telah dibuat.
Baca Juga: Habib Lutfi Peroleh Gelar Doktor Honoris Causa dari Unnes
"Pas di titik tersebut (pohon besar) sesuai gambar merupakan titik untuk cakar ayam atau pondasi bangunan pendopo. Saya pun sudah minta pendapat beliau (ulama besar-red). Jadi apapun yang kami lakukan soal rencana dan kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan pemugaran tersebut selalu berkomunikasi dengan beliau," tegas Qori.
Qori pun tak menampik, adanya pro dan kontra terhadap rencana pemugaran Makam Mbah Semedo ini. Tapi dirinya yakin rencana penataan makam nantinya akan membawa dampak positif tak hanya untuk masyarakat Desa Semedo saja, tapi untuk masyarakat Kabupaten Tegal.
"Kawasan Desa Semedo merupakan kawasan cagar budaya, bukan makamnya tapi kawasan desanya. Akan ada dua destinasti wisata besar nantinya, Museum Semedo dan Makam Mbah Semedo yang tengah dipugar ini," jelasnya.
Soal perizinan yang sempat jadi ganjalan, dirinya menambahkan bahwa saat ini masih dalam proses pengajuan.
Baca Juga: Setelah H Bachrudin Nasori, Praja Kabupaten Tegal juga Siap Usung Calon Bupati di Pilkada Mendatang
"Untuk sementara pekerjaan belum menyentuh area Makam Mbah Semedo, baru perbaikan akses jalan menuju pemakaman. Sambil menunggu izin-izin keluar," pungkas Qori.
Tak hanya pendopo Makam Mbah Semedo saja yang akan dipugar, tapi juga akses jalan menuju makam. Dan menurut rencana di kawasan tersebut juga akan didirikan sebuah tempat ibadah yang layak bagi peziarah.
"Selain pendopo Makam Mbah Semedo, nanti ada rumah ibadah juga disana untuk peziarah yang datang," pungkas Qori.
Atas polemik yang muncul saat ini, Fatchul Qori juga mengatakan permintaan maafnya kepada semua pihak ataupun warga Desa Semedo yang merasa terabaikan atau bahkan kurang nyaman dengan pemugaran Makam Mbah Semedo tersebut.***