Banjir di Desa Semedo, DPK GMNI Slawi Lakukan Baksos Demi Menjaga Warisan Situs Purbakala

- 3 Desember 2020, 22:15 WIB
Dewan Pengurus Komisariat (DPK) GMNI Slawi melakukan kegiatan sosial membantu membersihkan lumpur dari rumah warga yang paling terdampak banjir.
Dewan Pengurus Komisariat (DPK) GMNI Slawi melakukan kegiatan sosial membantu membersihkan lumpur dari rumah warga yang paling terdampak banjir. /

KABAR TEGAL - Hujan deras disertai petir yang mengguyur wilayah Kabupaten Tegal pada Rabu malam 2 Desember 2020 telah mengakibatkan banjir di sebagian wilayah Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Puluhan rumah terdampak di Desa yang menjadi Kawasan Strategis karena adanya Museum Purbakala Semedo. Air luapan dari sungai yang membelah Desa Semedo menerjang rumah-rumah warga mengakibatkan genangan lumpur dan merusak lantai rumah yang masih terbuat dari tanah.

Atas kejadian tersebut, Dewan Pengurus Komisariat (DPK) GMNI Slawi melakukan kegiatan sosial membantu membersihkan lumpur dari rumah warga yang paling terdampak. Umumnya rumah warga tersebut terletak di sekitar daerah aliran sungai. Salah satu rumah yang disambangi adalah milik Duman yang letaknya persis di tepi sungai. Lantai rumah harus kembali diuruk karena rusak tergerus aliran banjir yang sangat deras.

Baca Juga: AHY Silaturahim ke Ganjar Pranowo

Ketua DPK GMNI Slawi, Gilang Rohmanur Firdaus, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah spontanitas kader. Mereka menilai bahwa Desa Semedo merupakan asset bangsa yang harus dijaga. Terlebih salah satu rumah adalah milik Duman yang notabene merupakan satu dari empat pelopor situs purbakala semedo. “Kita harus mampu melakukan sesuatu yang semampu kita demi menjaga asset bangsa.” tambahnya.

Sementara itu Wakil Ketua Bidang Advokasi DPC GMNI Tegal, Giwantoro, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian kader GMNI sebagai pejuang pemikir-pemikir pejuang terhadap persoalan rakyat bawah. Ia berharap bahwa pemerintah mampu membuat kebijakan untuk persoalan banjir di Semedo segera berakhir karena disinyalir banjir ini bisa berlanjut terkait adanya cuaca ekstrim. “Pemerintah dan masyarakat harus memiliki pemahaman yang sama dalam penataan lingkungan.”ujarnya. ***

Editor: Dasuki Raswadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x