Buka Gelar Pangan Lokal di Brebes, Urip Sihabudin : Pangan Lokal Sangat Variatif dan Nilai Gizinya Tinggi 

- 21 November 2023, 19:45 WIB
Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin SH MH membuka Gelar Pangan Lokal dalam rangka Hari Pangan Sedunia di halaman kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes
Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin SH MH membuka Gelar Pangan Lokal dalam rangka Hari Pangan Sedunia di halaman kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes /Sri Yatni/Kabar Tegal

KABAR TEGAL - PJ Bupati Brebes Urip Sihabudin SH MH melihat bahan pangan lokal sangat variatif dan bernilai gizi tinggi bila dibandingkan dengan pangan impor.

Kalau impor, hanya gandum yang kemudian dibuat berbagai macam panganan roti. Sedangkan Brebes memiliki bahan pangan yang variatif, dari beras dan non beras yang bisa diolah menjadi makanan lokal yang bernilai gizi tinggi.

Urip menyampaikan hal tersebut usai membuka Gelar Pangan Lokal dalam rangka Hari Pangan Sedunia di halaman kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes, Selasa, 21 November 2023.

Baca Juga: Polsek Paguyangan Gagalkan Aksi Tawuran, 50 Pelajar Diberikan Pembinaan

Ketersediaan pangan lokal yang variatif dan bernilai gizi tinggi sangat mudah didapatkan di Brebes. Ini berarti, generasi Emas Kabupaten Brebes menuju Indonesia Emas 2045 akan dapat terwujud.

“Tidak usahlah kita bergantung pada bahan baku impor, makanlah makanan yang berasal dari bahan lokal seperti singkong, jagung, labu dan lain-lain. Snack-snack di berbagai pertemuan rapat juga bisa dibuat dari bahan pangan lokal yang tidak kalah dengan gandum,” ujar Urip.

Nasi oke, tapi bisa diganti dengan ketela, jagung, dan karbohidrat lainnya bila sedang ada kenaikan harga. Dengan pembiasaan mengonsumsi bahan pangan lokal, maka ketahanan pangan akan tetap terjaga dan dimulai dari aparatur dan elemen bangsa lainnya. 

Baca Juga: Bhabinkamtibmas di Pemalang Diminta Jaga Netralitas pada Pemilu 2024

Berbicara soal beras, kata Urip, di Kabupaten Brebes cukup produksinya, karena dari 675 ribu ton pertahun yang dikonsumsi hanya 35 persen saja. Selebihnya, 65 persen di jual kemana mana tapi pas musim kemarau, di dapur habis berasnya. 

“Maka saya dan teman-teman di lingkup pertanian, berupaya bagaimana caranya agar masyarakat tetap menyimpan beras walaupun sedikit. Artinya, hasil panen bisa dipilah untuk benih, simpanan makanan dan konsumsi," pungkas Urip.

Halaman:

Editor: Dessi Purbasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x