Cara Jitu, Buat Pupuk Herbal Buatan Sendiri

- 22 Juni 2023, 19:23 WIB
Gabungan Kelompok Tani Kabupaten Brebes membuat pupuk herbal buatan sendiri dalam pengembangan komoditas Tani Kabupaten Brebes
Gabungan Kelompok Tani Kabupaten Brebes membuat pupuk herbal buatan sendiri dalam pengembangan komoditas Tani Kabupaten Brebes /Sri Yatni/

KABAR TEGAL - Petani Bawang, padi dan lainnya di Kabupaten Brebes diberi resep memproduksi pupuk dari bahan herbal yang bisa dibuat sendiri. Mereka yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) diajari cara pembuatan Elisitor Biosaka dengan tajuk Bimtek pengembangan komoditas pertanian di Kabupaten Brebes.

Penjabat Bupati Brebes Urip Sihabudin MH yang diwakili Plh Sekretaris Daerah Brebes Drs Khaerul Abidin MM di Aula Dinas Pertanian membuka Bimtek yang digelar di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes, Rabu, 21 Juni 2023.

Khaerul menyampaikan, sektor pertanian di Kabupaten Brebes menjadi sektor unggulan, khususnya hasil pertanian padi dan bawang merah. Pemerintah pun menaruh harapan pada petani untuk meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Dalam meningkatkan hasil produksi pertanian, selain program dari pemerintah, pendayagunaan petani juga perlu dilakukan. Sebagai bentuk upaya agar petani mandiri dan mewujudkan ketahan pangan nasional.

Baca Juga: See You in My 19th Life, Berikut Info Sinopsis, Daftar Pemain, dan Jadwal Tayang Drama Reinkarnasi Netflix

Namun, sektor pertanian kita pun tak luput dari permasalahan, salah satunya yakni pupuk. Untuk itu, dibutuhkan pupuk berkualitas agar mendapatkan hasil yang optimal. Tetapi pupuk berkualitas ini harganya mahal dan tidak terjangkau oleh petani. Karena harga pupuk yang mahal ini, banyak petani memburu pupuk bersubsidi dan menyebabkan pupuk bersubsidi menjadi langka. Hal ini pula menyebabkan petani beralih ke pemakaian pupuk kimia. Sedangkan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, seperti kita ketahui dapat mempengaruhi kesuburan tanah dan pencemaran lingkungan.

“Semoga kehadiran Biosaka menjadi jawaban atas permasalahan dan keresahan para petani,” turut Khaerul. 

Bimtek dibimbing langsung penemu Biosaka M Anshar yang juga petani dari Kabupaten Blitar Jawa Timur. Diterangkan oleh Anshar, Biosaka adalah sebuah formula untuk pertanian yang berasal dari ektraksi tanaman (seluruh ragam hayati). Salah satu inovasi yang sangat mudah pembuatannya. Bahan pembuatan Biosaka ini juga mudah ditemui, bisa kita peroleh dari sawah berupa rumput-rumputan lalu diproses sehingga menghasilkan ekstrak cairan yang bisa kita aplikasikan ke tanaman padi dan bawang sebagai pengganti pupuk.

Baca Juga: Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako dari Jepang Kunjungi Candi Borobudur, Polda Jateng Siapkan Pengamanan

Terlebih dari rumput-rumput yang sering dianggap gulma bagi para petani ternyata bisa dimanfaatkan untuk dijadikan Biosaka. Bukan hanya untuk tanaman padi saja, Biosaka juga bisa diaplikasikan pada tanaman perkebunan. 

Anshar menyebutkan, dalam satu genggam rumput dapat menghasilkan elisitor Biosaka sebanyak 5 liter dan digunakan pada sawah seluas 4 hektar sampai panen.

Khusus pada bawang merah, dosis penggunakan Biosakanya rendah sehingga dapat digunakan pada lahan bawang merah yang lebih luas.

Baca Juga: Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako dari Jepang Kunjungi Candi Borobudur, Polda Jateng Siapkan Pengamanan

"Dosis pada bawang merah itu kecil sekali, hanya 20 mililiter sehingga penggunaanya bisa pada lahan yang lebih luas. Dalam membuat biosaka, kalau sudah sering melakukanya hasilnya pasti bagus. Kuncinya keraguan dalam hati harus dihilangkan dulu. Hati dan pikiran harus tenang dan bahagia," terangnya.

Biosaka itu bukan barang pabrikan, tidak bisa dibuat dengan mesin, blender, tumbuk, tidak dijualbelikan, tetapi dibuat sendiri dengan tangan petani. Biosaka itu bukan pupuk, bukan pestisida, bukan hormon, bukan enzim tetapi elisitor sebagai signaling bagi tanaman. Tidak ada risiko bagi tanaman dan orang, menghemat pupuk kimia sintetis dan pestisida kimia sintetis, meminimalisir hama penyakit, menyuburkan lahan dan menjaga produksi.

Kepala Balai Besar Pengembangan Pengajian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura Kementerian Pertanian Ir Warjito MSi narasumber yang sekaligus penggagas pembuatan elisitor Biosaka, menjelaskan petani dapat dengan mudah membuat biosaka dengan biaya yang nol rupiah/gratis. Sehingga tidak ada resiko kerugian bagi petani dan tanaman, tidak beracun, menghemat biaya pupuk sintetis 50-70% dan pestisida kimiawi. Biosaka juga dapat meminimalisir/mengurangi serangan hama penyakit, lahan menjadi subur, umur panen lebih pendek, produktivitas. ***

Editor: Dessi Purbasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x