“Jagung BISI 79 sangat cocok ditanam saat musim kering karena tahan terhadap kekeringan. Dengan umurnya yang lebih pendek, maka cocok untuk penyela antara musim kemarau dengan hujan,” bebernya.
Selanjutnya adalah Simetal atau BISI 321 yang memiliki keunggulan pertumbuhan yang bagus, tahan penyakit bulai, aman segala musim karena tahan kekurangan atau kelebihan air, umur panen 100-105 HST, hasil/bobot banyak, rendemennya di atas 80%, mudah dipipil, cepat kering saat dijemur.
Saat musim kemarau, dari 1 kg bibit Simetal bisa mendapatkan hasil pipilan kering sekitar 5-6 kuintal pipil kering, sementara saat musim hujan, dari 14 kg bibit bisa mendapatkan hasil sekitar 8,2 ton pipil kering.
“Ini memang jagung milenial, yaitu jagung yang mengerti para petani dan disukai para pedagang karena mudah keringnya, bobot, dan mudah dipipil,” sambungnya.
Terakhir adalah BISI 322, dimana keunggulannya meliputi sangat tahan penyakit bulai, baik ditanam pada musim kemarau di dataran rendah, ukuran tongkol 18,94 cm dengan diameter 4,67 cm, jumlah baris 14-16 biji, potensi hasil panen mencapai 14,38 ton pipil kering/hektar, keperluan benih dalam 1 hektar antara 15–20 kg dengan harga eceran di toko antara Rp. 93–98 ribu/kg.
Baca Juga: KUNCI JAWABAN Shopee Tebak Kata Tantangan Harian Kamis 15 September 2022 Terbaru dari Huruf NRATEAT
Sementara disampaikan Babinsa Songgom Koramil 17 Songgom, Koptu Kardiyono, bahwa program ketahanan pangan Kodim Brebes melibatkan petani Poktan setempat dalam pemanfaatan lahan. Pihak petani seperti Keron, akan menerima hasil panen 2/3, sedangkan TNI 1/3 nya.
“Semoga dengan upaya TNI dalam membantu program ketahanan pangan nasional dan dapat menstabilkan harga jagung di pasar lokal karena stoknya melimpah. Bersama PPL dan pihak terkait, para petani yang cenderung tanam jagung di awal musim hujan saja, terus kita dorong memanfaatkan lahan tidur untuk tanam jagung setiap musim,” ucapnya.***