Sementara, Kepala Sekolah SMAN 1 Watumalang Wonosobo Sri Muryanti mengakui sekolahnya belum siap menjadi inklusi. Selain karena akses menuju sekolah yang dirasa kurang memadai untuk siswa berkebutuhan khusus, terutama yang tunadaksa, sekolah ini juga belum memiliki guru pendamping untuk siswa berkebutuhan khusus.
“Kami kesulitan mengangkat GTT karena terkendala aturan dari pemerintah,” kata Sri.
Terkait masukan dari kepala sekolah, Ganjar berjanji akan berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo dan Kementerian Pendidikan agar diperbolehkan mengangkat GTT pendamping siswa berkebutuhan khusus.
Sebab menurutnya, pengangkatan guru pendamping anak-anak berkebutuhan khusus adalah cara paling efektif untuk menuju inklusi.
“Kalau masalahnya tidak ada guru pendamping, sekolah silahkan angkat guru tidak tetap (GTT) yang memang ahli menangani anak berkebutuhan khusus. Soal regulasi, biar itu urusan saya,” pungkas Ganjar.***