Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Siapkan SMA dan SMK Negeri Jadi Sekolah Inklusi

- 10 April 2023, 23:28 WIB
Ganjar Pranowo beserta peserta Musrenbang bahas keseriusan Sekolah Inklusi Bagi Difabel
Ganjar Pranowo beserta peserta Musrenbang bahas keseriusan Sekolah Inklusi Bagi Difabel /Humas Jateng/

KABAR TEGAL - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyiapkan seluruh SMA, SMK dan SLB Negeri di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) Jateng mengadaptasi pendidikan inklusif.

Hal ini dikarenakan adanya perundungan siswi SMP di Purworejo, di mana korban merupakan anak berkebutuhan khusus.

Menurut Ganjar, dia mendapat masukan dari masyarakat agar seluruh sekolah di bawah kewenangan Pemprov Jateng menjadi sekolah inklusi, di mana anak-anak berkebutuhan khusus bisa belajar di sekolah umum. Selain itu juga meningkatkan kualitas SLB Negeri di Jateng.

Baca Juga: Sejarah Reggae, Musik Perdamaian hingga Perlawanan terhadap Ketidakadilan Sosial dan Politik

Ganjar mengakui, banyak yang harus disiapkan untuk menuju sekolah inklusi, di antaranya menyediakan guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus juga sarana dan prasarana. Butuh formula kebijakan yang benar-benar matang.

“Namun saya sedikit memaksa, sambil paralel kita menyiapkan dukungan agar sekolah bisa inklusi. Saat ini sudah mulai disiapkan, Kepala Dinas Pendidikan sudah saya perintahkan mengkaji. Kalau bisa, tahun depan sudah dimulai pemenuhan kekurangan sarana-prasarana itu,” katanya saat melantik 170 kepala sekolah SMA/SMK/SLB negeri di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jumat 28 Februari 2023.

Ganjar pun menanyai sejumlah kepala sekolah terkait rencana itu. Sebanyak 33 kepala sekolah mengaku siap menjadikan sekolahnya sebagai sekolah inklusi, sisanya mengaku belum siap.

Kepala Sekolah SMK Jateng di Semarang, Sriyono, mengaku siap menjalankan sekolah inklusi. Bahkan dua tahun terakhir, sekolahnya sudah mendidik dua siswa tunarungu.

“Menjadi sekolah inklusi memang sulit. Kami butuh pendamping yang bisa menerjemahkan secara langsung dialog guru dan siswa berkebutuhan khusus. Selama ini kami tidak ada guru pendamping yang khusus. Penerjemahnya ya teman sebaya yang membantu menerjemahkan sekaligus menjadi guru kedua untuk siswa kami yang tunarungu,” kata Sriyono.

Halaman:

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x