Ustadz Syihabuddin sangat menyayangkan kenapa negara demokrasi kok melakukan hal tersebut, di Indonesia bukan hanya Alquran Injil-pun kalo dirusak umat ikut marah karena hal tersebut juga terkandung dalam Alquran.
"Menghina mananggapi dengan menghina bukan sejatinya umat muslim dan insya Allah di kota Solo tidak menyikapinya dengan anarkis,"ucap Ustad Syihabuddin.
Ustadz Syihabuddin berpendapat bahwa saat ini adalah era Proxy War, yaitu sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Disisi lain Ustad Syihabuddin sangat senang atas kedatangan Rombongan Kepolisian dari Polda Jateng untuk bersilaturahmi dengan alim ulama karena hal ini dibutuhkan untuk saling menjaga kerukunan.
Dengan silaturahmi antara Alim Ulama dan Kepolisian nantinya akan semakin paham satu dan lainya mengenai keresahan-keresahan yang ada di masyarakat terutama umat Islam dalam menanggapi peristiwa pembakaran Al Qur'an di Swedia.
Atas peristiwa tersebut Kompol Suwarji berharap masyarakat di wilayah Solo Raya dapat menyikapi peristiwa tersebut dengan Arif bijaksana tanpa mengedepankan aksi-aksi kekerasan yang mengakibatkan terganggunya sitkamtibmas di wilayah Jawa Tengah.