Kemudian, 2002 sebagai timer dan peramu bom Bali 1. Jack seringkali mendapat peran sebagai pelaku yang memutuskan kapan waktunya bom diledakan atau disebutnya dengan istilah “timer“.
Ia juga pernah terlihat perampokan bersama Nordin M Top di sebuah perusahaan di Malang.
Baca Juga: TPA Penujah Over Kapasitas Sejak Tahun 2018, Kabupaten Tegal Butuh TPA Baru
“Tapi sekarang saya sudah bertekat kembali ke pangkuan pertiwi dan berbaur dengan masyarakat. Warung soto ini salah satu caranya, di warung ini pernah ada beberapa eksnapiter yang bekerja di sini secara bergantian,” ujar bapak enam anak ini.
Tidak semua pekerja Jack adalah eksnapiter. Satu di antaranya seorang remaja nonmuslim.
“Tapi dia (pekerja nonmuslim) sedang libur, karena ibadah ke gereja,” ungkap pria kelahiran Kulonprogo, 1 Desember 1976 ini.
Baca Juga: Viral! Video Anak Dirantai di Purbalingga, Dikurung Dalam Sebuah Gudang
Warung yang terdapat 10 meja dan 20 bangku ini buka mulai pukul 05.30 dan tutup pukul 10.30. Sekali dalam sebulan, yaitu pada Jumat pertama, Jack mengratiskan seluruh dagangannya untuk masyarakat.
“Namanya Jumat Barokah, semua pengunjung gratis makan di sini. Dengan mengadakan seperti ini, setidaknya setiap bulan ada orang yang ngangeni saya,” kata Jack seraya tertawa.
Gubernur Ganjar yang mendengar cerita tersebut pun mengapreasi cara Jack Harun. Menurutnya, Jack Harun tidak sulit diterima kembali oleh masyarakat karena ada niat dari yang bersangkutan.