Network
KABAR TEGAL - El Rumi menghebohkan warganet dengan cerita uniknya ketika ia masih duduk dibangku SMA kala itu. Usaha untuk membuat contekan tersebut terbilang cukup unik dengan pengahasilannya fantastis dalam sehari.
El Rumi merupakan putra kedua pasangan Ahmad Dhani dan mantan istrinya, Maya Estianty. Ia terkenal setelah memenangkan tinju bersama YouTuber, Winson Reynaldi.
Baca Juga: Kondisi Terkini Ruben Onsu, Sang Anak Tulis Surat untuk Ruben: Cepet Sembuh Ayah, I Love You
Tak lama, ia diundang ke kanal YouTube milik Deddy Corbuzier. Dalam video tersebut membahas apapun mulai dari hubungan dengan ayahnya sampai ia betah menjomblo.
Dari banyaknya topik yang mereka bicarakan, El Rumi yang biasa disapa El itu menceritakan masa SMA-nya dulu.
Baca Juga: Viral! Seorang Ibu Meminta Legalkan Ganja Medis di CFD Jakarta Hingga Terekam Kamera Andien Aisyah
Saat SMA El Rumi mengaku bahwa ia menjual barang terlarang yakni bisnis membuat contekan di kertas yang berukuran kecil itu.
“Terus aku mikir gimana caranya aku bikin contekan. Formatnya, misalnya setengah A4 terus aku ketik ulang. Aku print (cetak) lebih kecil lagi tapi tulisannya HD pas di-print,” kata El Rumi.
Baca Juga: Sama-sama Sakit, Ruben Onsu Minta Sarwendah Berobat Lebih Dulu: Saya Rasa Anak Ga bisa Tanpa Dia
El Rumi mengaku jika keuntungan dari bisnis ini hingga 1 juta rupiah. Kertas contekan dijual El dengan harga 10 hingga 20 ribu.
“Aku jualan sehari pernah untung sejuta. Demi Allah sumpah. Itu sejuta paling peak. Biasanya aku jual Rp10 sampai 20 ribu,” ucap El Rumi.
Kala itu bisnis El Rumi terhambat karena teman sekelasnya melakukan hal serupa. Namun, mereka membuat kesepakatan agar El tetap mendapat keuntungan.
Baca Juga: Sama-sama Sakit, Ruben Onsu Minta Sarwendah Berobat Lebih Dulu: Saya Rasa Anak Ga bisa Tanpa Dia
“Aku bilang ke temenku, ya sudah market gue buat lo tapi lo supply gue. Jadi, setelah itu aku sudah enggak bikin lagi, tapi tiap dia bikin, dia wajib supply ke aku buat aku pake,” kata El Rumi kepada Deddy Corbuzier.
Setelahnya, El Rumi tidak berjualan kertas contekan lagi. Ia mengatakan bahwa ia lelah jika harus membuat dan mencetaknya hingga berlembar-lembar dengan ukuran kertas yang kecil.***
