Pengamat Energi Sebut Kebakaran Kilang Balongan Indramayu Bisa Hambat Megaproyek Pertamina

- 30 Maret 2021, 12:20 WIB
Ilustrasi kebakaran di Kilangan Balongan Indramayu.
Ilustrasi kebakaran di Kilangan Balongan Indramayu. /Pixabay/pexels.com/@pixabay

KABAR TEGAL - Insiden kebakaran dan ledakan di Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, bisa menghambat megaproyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina.

Hal itu disampaikan Kurtubi, pengamat energi yang juga pernah menjabat sebagai Anggota Komisi VII DPR periode 2014-2019, Selasa, 30 Maret 2021.

Jadwalnya pasti akan molor. Perkiraan saya memperbaiki tangki yang rusak parah butuh waktu lama untuk bisa berfungsi normal kembali," kata Kurtubi, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Innalillahi! Pemeran Pierre Tendean di Film G30SPKI, Wawan Wanisar Meninggal Dunia

RDMP Kilang Balongan merupakan salah satu proyek strategis nasional dalam rangka pengembangan kilang di Indonesia.

Mengutip informasi dari laman resmi Pertamina, pengerjaan proyek RDMP Kilangan Balongan fase pertama ditandai dengan pemancangan perdana pada Februari lalu.

Pengembangan proyek ini bertujuan meningkatkan fleksibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi Kilang Balongan dari sebelumnya hanya 125 MBSD menjadi 150 MBSD, serta mampu menghasilkan nafta untuk proses lebih lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.

Baca Juga: Jadwal Lokasi Layanan Samsat Keliling Tegal, Selasa, 30 Maret 2021

Dengan peningkatan fleksibilitas Crude Distillation Unit (CDU), maka Kilang Balongan akan bisa memproses minyak mentah campuran berat ataupun minyak mentah ringan. Hal ini akan meningkatkan margin untuk perusahaan dan juga meningkatkan ketahanan energi nasional.

Selanjutnya, fase kedua adalah aktivitas produksi mulai berlangsung pada tahun 2022 mendatang. Adapun fase ketiga terkait pengembangan komplek kilang terintegrasi petrokimia yang diproyeksikan rampung pada tahun 2026.

Dalam penggarapan proyek ini, Pertamina menggandeng dua perusahaan energi asing, yakni China Petroleum Corporation (CPC) dan perusahaan minyak asal Abu Dhabi ADNOC.

Baca Juga: Polres Banjarnegara Gelar Operasi Pekat Jelang Ramadhan, 9 Pasangan Tak Resmi Terjaring Razia

Lebih lanjut Kurtubi mengatakan hal yang juga menarik adalah kebakaran kilang minyak Pertamina bukan hanya sekali ini saja melainkan sudah sering terjadi, di antaranya kebakaran Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, dan yang terbaru Kilang Balongan.

"Ini artinya mungkin kurang maintenance, kurang pengawasan, dan kurang kontrol. Pertamina harus meningkatkan itu semua agar jangan sampai kebakaran kilang dianggap hal biasa," kata Kurtubi.

Seperti diketahui, insiden kebakaran Kilang Balongan terjadi pada tangki T-301G sekitar pukul 00.45 dini hari, Senin, 29 Maret 2021.

Saat ini, kondisi kilang masih belum aktif beroperasi karena Pertamina memberlakukan shutdown atau penghentian operasi pengolahan bahan bakar minyak.***

 

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x