Sebut Jawa Timur Sulit Diedukasi, dr. Tirta: Aku Digas Lho

- 25 Januari 2021, 10:40 WIB
dr Tirta.
dr Tirta. /Instagram.com/@dr.tirta//Instagram.com/@dr.tirta

 

KABAR TEGAL-  Dokter Tirta blak-blakan mengatakan daerah mana yang paling sulit diedukasi mengenai Covid-19.

Dalam vidio yang diunggah di kanal Youtube MAIA ALELDUL TV pada Sabtu, 23 Januari 2021 malam. Ia menyampaikan secara gamblang daerah mana yang sulit untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Jujur ini blak-blakan, jujur aku paling sulit daerah Jawa Timur. Aku di Surabaya digas loh,” ucap dr. Tirta, seperti apa yang diberitakan Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube MAIA ALELDUL TV, Minggu, 24 Januari 2021.

Baca Juga: Usai Divaksin Bupati Sleman Positif Covid-19, dr. Tirta: Vaksin Belum Ada Bukti Mencegah Penularan

Dia mengatakan bahwa saat dirinya melakukan edukasi di Surabaya, beberapa warga justru menolak dan mengatakan mereka tidak takut terhadap Covid-19.

Tetapi, dr. Tirta mengungkapkan bahwa hal itu terjadi di masyarakat, karena fokus perhatian berbagai pihak hanya tertuju kepada Kota Jakarta.

“Aku menganggap orang tuh terlalu nyorot Jakarta, sampe lupa daerah yang lain, kaya seolah-olah Indonesia itu Jakarta tok (saja) loh,” ujarnya.

Oleh karena itu, dr. Tirta pun memutuskan untuk kembali melakukan edukasi Covid-19 kepada masyarakat Jawa Timur.

Baca Juga: WhatsApp Tunda Implementasi Kebijakann Barunya, Usai Dilaporkan Kehilangan Jutaan Pengguna

“Jadi akhirnya aku memutuskan izin sama Satgas tuh, ‘Dan, iki aku wes (sudah) vaksin nih, kalau sudah selesai dosis kedua dan Alhamdulillah aku negatif, aku keliling lagi Jawa Timur ya’,” katanya.

Tirtapun menuturkan bahwa dirinya akan kembali berkeliling Jawa Timuruntuk memberikan edukasi terkait Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan.

“Akhirnya aku izin, kemaren aku baru Surbaya, baru besok aku keliling dari Sleman, Bantul, Jombang, Tubang, Ketiwi, Malang, Surabaya, Banyuwangi, Sidoarjo, Gresik,” tuturnya.

Tirtamenjelaskan bahwa daerah-daerah tersebut merupakan daerah dengan zona merah yang cukup parah.

Baca Juga: Pramuka Saka Wira Kartika Salem Brebes Turun ke Jalan Galang Bantuan Bencana Alam

“Memang daerah itu sebenarnya yang red zone-nya parah-parah, tapi mereka sebenernya gak mau pake masker bukan karena mereka gak mau, tapi gak tahu,” ucapnya.

Tirtapun akan lebih fokus untuk bertemu tenaga kesehatan yang ada di daerah-daerah tersebut, agar pemerintah lebih mengetahui kondisi di Jawa Timur.

“Aku lebih ketemu ke nakes-nakesnya, semangati dan survei kebutuhannya apa. Jadi terbuka, biar pemerintah tahu Jawa Timur kaya gini,” ujarnya.

Selain itu, dr. Tirta juga berharap media dan pihak-pihak lainnya dapat lebih menyoroti kondisi di luar Jakarta.

Pasalnya, tidak seperti di Jakarta, masih ada berbagai wilayah yang kurang melek terhadap sosial media.

“Memang ku akui sih di Jakarta tuh melek medsos, makanya mungkin media dan temen-temen tuh harus menyorot kondisi di luar Jakarta, jadi ngerti ini yang terjadi,” kata dr. Tirta.

Dia mengatakan bahwa rakyat tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena tidak disiplin menerapkan prokes, karena tidak semua masyarakat melek sosial media.

“Memang kita tuh suka menyalahkan ‘rakyat bebal, rakyat bebal,’ lah bandingin aja deh orang Boyolali lagi tani, ngerti masker opo ora (tidak) ? Yo ora (tidak). Kenapa? Karena memang edukasi kita tuh selalu medsos, medsos, medsos,” tutur dr. Tirta.

Oleh karena itu, dia menyarankan seharusnya edukasi masyarakat dilakukan di setiap Posyandu, sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Makanya bilang edukasinya dari Posyandu, balikin aja ke Posyandu, jadi kita bener-bener Posyandu dan kita beraktivitas kaya gini, saling mengingatkan aja,” ujar dr. Tirta.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x