Mahfud MD: Pemilu Bukan Sekedar Hura-hura, Tapi Cegah Orang Jahat Berkuasa

- 13 Januari 2024, 16:32 WIB
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD. /Instagram @mohmahfudmd ///

KABAR TEGAL - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD menyampaikan bahwa Pemilihan Umum atau Pemilu bukan sekadar hura-hura, tetapi mencegah orang jahat menjadi berkuasa.

Hal tersebut diungkapkan Mahfud saat menghadiri acara bertajuk 'Bedah Gagasan & Visi Calon Pemimpin Bangsa' di Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 13 Januari 2024.

"Orang baik sekali itu tidak ada, relatif kebaikannya, tetapi kalau di dalam pemilu itu bukan untuk memilih orang baik, pemilu itu untuk menghindari orang jahat menjadi pemimpin. Ditimbang sendiri saja. Nah itu hakikat sebenarnya pesan khusus filosofi dari adanya pemilu, bukan sekadar hura-hura," kata Mahfud, sebagaimana dikutip Kabar Tegal dari Antara.

Baca Juga: Puluhan Difabel di Tegal Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Oleh karena itu, Mahfud berharap masyarakat mencermati setiap pasangan capres-cawapres yang harus dipilih, sesuai dengan bisikan hati nurani dan nilai-nilai kebenaran.

"Yang selalu saya tekankan, saudara pilihlah dengan hati nurani. Ini pilihan mempertaruhkan masa depan Indonesia, pilihlah yang menurut anda baik calon-calon presiden dan wakil presiden," harap Mahfud.

Menurut Mahfud, saat ini banyak fenomena tekanan secara tidak langsung, di mana para pemilih diberikan bantuan dengan syarat untuk memilih calon-calon tertentu.

"Nah yang begitu kalau sulit dihindari ndak apa-apa. Tetapi ketika nanti memilih, pilihlah sesuai dengan hati nurani kita. Karena gini, kalau orang memilih tidak sesuai hati nurani di dalam Al Quran disebutkan orang itu seperti binatang, tidak layak jadi manusia," tutur Mahfud.

Baca Juga: Ganjar Kunjungi Kantor DPC PDIP Kabupaten Tegal, Minta Kader, Pendukung dan Relawan Terjun ke Desa-desa

Dalam kesempatan itu, Mahfud juga meminta agar masyarakat, terutama anak-anak muda harus benar-benar mempelajari visi misi setiap pasangan calon dan melihat rekam jejaknya.

"Kalau mau memilih pemimpin, visi yang dikaitkan itu harus dikaitkan dengan track record atau rekam jejak, pengalaman hidup. Ini kan calon-calon punya pengalaman hidup sebelumnya dengan berbagai jabatan," terangnya.

Mahfud mencontohkan seperti visi mengenai penegakan hukum. Mahfud meminta masyarakat menilai bagaimana track record pasangan calon tersebut dalam menegakkan hukum saat menjabat sebelumnya.

"Bagaimana perjalanan hidup dia? Menegakkan hukum atau melanggar hukum? Visi itu kan ditulis, tapi dia sendiri betul menegakkan hukum atau tidak," ucap Mahfud.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x