Survei: Mayoritas Anak Indonesia Belum Mendapatkan Akses Vaksin Covid-19

31 Agustus 2021, 09:26 WIB
Vaksinasi pada anak usia 12-17 tahun / klikdokter.com /

KABAR TEGAL - Pemerintah telah mengizinkan anak-anak mendapat vaksin Covid-19, hal ini juga sebagai salah satu syarat anak bisa mengikuti sekolah Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Sebelumnya, pengadaan vaksin di Indonesia baru bisa untuk usia 18 tahun ke atas dan lansia. Kini, usia 12-17 tahun sudah bisa mendapatkan vaksin Covid-19 dari pemerintah.

Terkait vaksinasi anak, survei terbaru dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan sebanyak 88 persen anak berusia 12-17 tahun bersedia divaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Pelajar dan Mahasiswa, Pemkot Tegal Turunkan OPD

Ada pun survei ini dilakukan terhadap 86.286 anak berusia 12-17 tahun, yang tersebar dari 34 provinsi di Indonesia, akan tetapi memang mayoritas responden tinggal di Pulau Jawa.

Hal itu disampaikan Komisioner KPAI Retno Listyarti, dia mengatakan sebanyak 3 persen anak lainnya menyatakan tidak bersedia divaksinasi, sedangkan 9 persen responden menyatakan masih ragu-ragu.

Kendati demikian, survei ini juga menemukan bahwa mayoritas anak Indonesia belum mendapatkan akses terhadap vaksin Covid-19 walaupun kemauan mereka untuk divaksinasi tinggi.

Baca Juga: Kapolri Minta Strategi Pengendalian Covid-19 di Bali Diperkuat agar Ekonomi Terus Tumbuh

Baru 35 persen responden yang telah menerima vaksin Covid-19, sedangkan 64 persen lainnya belum mendapatkan akses terhadap vaksin.

“Dari jumlah yang belum divaksin, sebanyak 57 persen responden menyatakan belum divaksin karena belum ada kesempatan. Di wilayahnya belum ada yang divaksin atau sangat sedikit yang sudah divaksin,” kata Retno melalui konferensi pers virtual, Senin, 30 Agustus 2021.

“Kemungkinan data ini menggambarkan bahwa ada persoalan vaksinasi anak yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia,” kata Retno.

Baca Juga: Belum Dapat Izin Edar BPOM, Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan Dukung dan Pilih Vaksin Nusantara

Dia juga menjelaskan, alasan lainnya anak belum mendapatkan vaksin Covid-19 yakni karena belum melewati masa tiga bulan setelah terinfeksi Covid-19, memiliki riwayat penyakit komorbid, hingga tidak diizinkan oleh orangtuanya.

Dalam hal ini, Retno menuturkan vaksinasi pada anak berusia 12-17 tahun sangat penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan anak ketika proses belajar tatap muka kembali digelar.

Retno mengatakan, proses belajar tatap muka idealnya dilaksanakan ketika 70 persen populasi di sekolah telah divaksin, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Anadolu Agency.

Baca Juga: Spesial Ulang Tahun God Bless ke-48, Jokowi: Konser Ini Patut Didukung

“Harusnya kalau ingin menerapkan pembelajaran tatap muka maka perlu didorong percepatan vaksinasi dan pemerataannya,” tutur Retno.

Namun, kini ribuan sekolah di Jakarta dan sejumlah daerah di Pulau Jawa telah kembali menggelar belajar tatap muka secara terbatas mulai Senin, 30 Agustus 2021 sejalan dengan menurunnya level penularan Covid-19 di Indonesia.

Terkait PTM tersebut, KPAI mendukung sepanjang diterapkan dengan protokol kesehatan yang baik dan ada jaminan bagi keselamatan anak. Pasalnya, proses belajar tatap muka mendesak untuk segera diterapkan karena penutupan sekolah telah menyebabkan banyak anak mengalami ‘learning loss’.

Baca Juga: Asyik Pesta Sabu, Oknum Anggota Polri Ditangkap

Apalagi KPAI juga menemukan kasus-kasus anak yang putus sekolah kemudian menikah, dan bekerja akibat ditutupnya sekolah selama masa pandemi Covid-19.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengakui bahwa cakupan vaksinasi terhadap anak berusia 12-17 tahun di Indonesia belum merata.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat lebih dari 2,6 juta anak di Indonesia telah mendapatkan dosis pertama dan baru sekitar 1,6 juta di antaranya yang telah mendapat dosis kedua.

Baca Juga: Cek Online BLT Subsidi Gaji Tahap 3 di WA atau Link BPJS Ketenagakerjaan dan Cara agar BSU Cair Rp1 Juta

Data tersebut berarti baru sekitar 6,31 persen anak usia 12-17 tahun yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap dari total target pemerintah sebanyak 26,7 juta orang.

Tak hanya itu, tetapi Dante juga menuturkan ada ketimpangan cakupan jumlah vaksinasi anak antar-daerah di Indonesia.

“Angkanya tidak merata. Bali itu sudah 94 persen (yang divaksinasi) dan Jakarta sudah 80 persen, tapi di Lampung itu baru 1 persen,” kata Dante.

Menurut Dante, salah satu kendalanya adalah anak tidak mendapatkan izin untuk divaksinasi oleh orang tua karena kurangnya pemahaman terhadap vaksin Covid-19.

Baca Juga: Cara Terbaru Cek Daftar BLT UMKM agar Banpres BPUM 2021 Rp1,2 Juta Cair di eform.bri.co.id dan banpresbpum.id

Selain itu, anak-anak yang tinggal di daerah yang secara geografis sulit dijangkau juga lebih sulit mendapatkan akses vaksin.

“Ini menyebabkan program vaksinasi terkendala, tapi tentu akan kita usahakan walaupun sulit sehingga anak-anak bisa divaksinasi,” tutur Dante.

Demikian Kemenkes juga mencatat bahwa anak menyumbang 15 persen kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia dan sering menjadi sumber penularan di dalam keluarga.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler