Kunjungi Korban Banjir Bandang Bumiayu, Dewi Aryani Minta Penebangan Hutan di Gunung Slamet Dihentikan

- 27 Februari 2022, 13:35 WIB
Minggu 27 Februari 2022, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dr. Dewi Aryani. M.Si turun langsung mengunjungi lokasi banjir di Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu.
Minggu 27 Februari 2022, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dr. Dewi Aryani. M.Si turun langsung mengunjungi lokasi banjir di Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu. /Kabar Tegal / Sandy/

KABAR TEGAL - Banjir bandang yang terjadi pada Sabtu, 26 Februari 2022 kemarin mengakibatkan puluhan rumah terendam banjir. Bahkan beberapa diantaranya tergerus arus deras air sungai. 

Bencana banjir bandang yang diakibatkan karena meluapnya Kalierang dan Kalikeruh di Bumiayu Kabupaten Brebes menyebabkan puluhan rumah rusak dan ratusan warga mengungsi.

Minggu 27 Februari 2022, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dr. Dewi Aryani. M.Si turun langsung mengunjungi lokasi banjir di Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu.

Baca Juga: Air Mulai Surut, Korban Banjir Desa Sidaharja Serbu Bantuan Air Bersih dari Dewi Aryani

Dalam kunjungannya tersebut, Dewi Aryani menyerahkan bantuan logistik mulai dari air mineral, biskuit anak-anak, biskuit ibu hamil dan manula. Selain itu bantuan berupa obat-obatan juga diberikan di titik pengungsian, mulai dari obat radang tenggorokan, sesak nafas, alergi, demam, pegal-pegal, hingga aneka vitamin.

Anggota DPR dari Dapil Jateng IX (Kabupayen Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal) ini mendengar banyak informasi bahwa lereng Gunung Slamet sudah mulai gundul sehingga menjadi penyebab banjir bandang. 

"Pembiaran kegiatan penebangan hutan menjadi salah satu penyebab air hujan tidak dapat meresap, hutan tidak dapat melindungi derasnya air, ini tidak bisa terus menerus dibiarkan," tegasnya.

Baca Juga: Banjir Bandang Bumiayu, Derasnya Arus Seret Motor dan Bangunan Rumah

Dirinya meminta kepada pihak yang berwenang untuk melakukan tindakan tegas terhadap para penebang hutan. Reboisasi juga perlu digalakkan bukan hanya oleh pemerintah, tapi semua elemen masyarakat. 

"Gotong rotong harus dikuatkan dan menjadi spirit bersama sehingga ekosistem lingkungan terutama hutan dapat terjaga dengan baik. Bencana akan datang lebih besar lagi jika tidak segera di lakukan penertiban penebangan hutan dan galakkan reboisasi dan penanaman pohon aneka jenis di berbagai lokasi," pungkas wanita yang akrab disapa DeAr ini.***

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah