Dinilai Sama Baiknya Seperti Tes Swab, Tes Saliva Lebih Nyaman Karena Gunakan Liur 

- 2 Februari 2021, 13:13 WIB
Tes Saliva, Metode Tes Covid-19 yang Sedang Didiskusikan Pemerintah!
Tes Saliva, Metode Tes Covid-19 yang Sedang Didiskusikan Pemerintah! /Pixabay

KABAR TEGAL - Tes Saliva atau air liur, sampel air liur dinilai sama baiknya seperti SWAB hidung dalam mendeteksi virus.

Guna membantu mendukung percepatan penanganan Covid-19, pemerintah mewacanakan penggunaan metode deteksi virus corona dengan Tes Saliva.

Di sisi lain, tes saliva juga akan lebih nyaman dari pada Swab. Seperti diketahui, pengambilan cairan dalam tes Swab membuat rasa sakit akibat alat berukuran panjang yang harus masuk hingga nasofaring.

Pengetesan spesimen dengan metode saliva tidak memakan waktu lama. Pasalnya, tes ini tak memerlukan ekstraksi atau pemurnian RNA virus, seperti yang selama ini dilakukan dengan metode Swab. Jelas Bambang.

Baca Juga: Waduh! Arya Saloka 'Aldebaran' Posting Foto di IG, Isyaratkan Pamit Dari Ikatan Cinta?

"Dalam rangka mempercepat dan memperluas tes PCR, kami sedang melakukan penelitian untuk mengganti swab dengan saliva. Saliva adalah air liur, sedangkan swab itu adalah cairan yang diambil dari belakang hidung kita," ungkap Bambang dalam webinar ILUNI UI

Sementara dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine menyebutkan pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus Corona sebesar 83 persen, menurut tinjauan data dari 16 studi yang melibatkan 5.900 peserta.

Air liur merupakan cairan biologis yang berguna untuk menguji hormon steroid seperti kortisol, materi genetik seperti RNA, protein seperti enzim dan antibodi, dan berbagai zat lain, termasuk metabolit alami, termasuk nitrit saliva, penanda biomarker status oksida nitrat.

Baca Juga: Cukai Rokok Naik 12,5 Persen, Kemenkeu Perkirakan Produksi Rokok Akan Turun Hingga 3,3 Persen

Tes air liur digunakan untuk menyaring atau mendiagnosis berbagai kondisi dan status penyakit, termasuk penyakit Cushing, anovulasi, HIV, kanker, parasit, hipogonadisme, dan alergi.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x