Minyak Goreng Langka, GMNI Kabupaten Tegal Lakukan Analisa Sosial di Dua Pasar Induk, Ini Hasilnya!

9 Maret 2022, 20:55 WIB
Kader dan anggota DPC GMNI Kabupaten Tegal melakukan kegiatan analisa sosial terkait persoalan kelangkaan minyak goreng /Kabar Tegal / Sandy/

KABAR TEGAL - Kelangkaan minyak goreng di Indonesia masih terus terjadi. Begitu pula di wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Walau pemerintah daerah mengklaim stok cukup dan tersedia, namun pada faktanya antrean konsumen, bahkan sebelum swalayan dibuka masih jadi pemandangan yang terjadi sehari-hari. 

Menyingkapi hal tersebut, Rabu 9 Maret 2022, beberapa kader dan anggota DPC GMNI Kabupaten Tegal melakukan kegiatan analisa sosial terkait permasalahan kelangkaan stok minyak yang terjadi di wilayah Kabupaten dan Kota Tegal.

Analisa sosial tersebut dilakukan di Pasar Banjaran, Kabupaten Tegal dan Pasar Pagi, Kota Tegal mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.45 WIB. Beragam variable pertanyaan diajukan oleh kader dan anggota GMNI kepada pedagang dan pembeli. 

Baca Juga: Stok Minyak Goreng di Tegal Terbatas dan Langka, Retail Minta Pemerintah Sidak Produsen Tak Hanya Pasar 

"Dalam giat analisa sosial yang dilakukan oleh kader dan anggota GMNI hari ini, kami menerjunkan sebanyak 6 (enam) personil yang akan mengajukan 13 pertanyaan kepada penjual dan konsumen," jeas Jidan, koordinator kegiatan.

Dijelaskan Jidan, dari 13 vairable pertanyaan yang diajukan dapat disimpulkan bahwa kelangkaan yang terjadi lebih diakibatkan karena supplai dari distributor yang tidak menentu. 

Berikut ini rangkuman hasil analisa sosial yang menjadi penyebab kelangkaan minyak di wilayah Kabupaten Tegal dan Kota Tegal :

1. Kelangkaan Minyak Curah

  • Stok dari distributor langka atau tidak menentu
  • Pembatasan pembelian minyak curah
  • Pembatasan pembelian bagi pedagang kecil, karena dari suplier membatasi penjualan dalam satu hari hanya 3 jerigen/18 liter
  • Ketidakstabilan stok minyak curah, seperti poin-poin diatas

2. Kelangkaan Minyak Kemasan

  • Stok tidak stabil dan dibatasi
  • Ketika ada stok minyak, harus di paketkan dengan produk lain
  • Pedagang kecil di pasar tidak kebagian stok, karena dari supplier hanya mengirim stok barang ke toko-toko grosir besar
  • Ada beberapa merk minyak kemasan yang digandrungi oleh masyarakat namun sangat langka stoknya untuk didapatkan, sehingga dari supplier tersebut menarik semua produk minyak kemasan tersebut
  • Kebijakan minyak subsidi tidak terlalu akurat, karena kelangkaan stok minyak tersebut

Wawancara dilakukan terhadap 5 orang pedagang dan 5 orang pembeli di dua pasar induk Banjaran dan Pasar Pagi. 

Baca Juga: Sidak Minyak Goreng, Dindagkop UKM Kabupaten Tegal Temukan Kekosongan di Beberapa Pasar Swalayan

"Dari hasil gat hari ini, kesimpulan yang bisa kami berikan bahwa pedagang berharap supplai minyak bisa stabil dan terus ada. Harga dinaikkan dari supplier yang ga apa-apa, yang penting stoknya terjamin dan setiap hari aman," jelas Wawan, koordinator kegiatan lainnya. 

Ketua DPC GMNI Kabupaten Tegal, Agung Handaya berharap dengan adanya analisa sosial ini bisa menjadi tolak ukur maupun acuan pemerintah dalam mengatasi kesulitan ketersediaan minyak goreng di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. 

"Aparat juga harus tegas dalam menindak lanjuti oknum-oknum yang ingin mencari kesempatan dalam kondisi seperti sekarang ini," pungkas Agung.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler