Mengungkap Sisi Lain dari Prosesi Jamasan Makam Sunan Amangkurat I di Tengah Pandemi

1 September 2021, 08:37 WIB
Makam Sunan Amangkurat 1 yang terletak di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal / kabar tegal /

KABAR TEGAL - Proses 'Jamasan Astono Amangkurat Agung’ yang digelar pihak Keraton Surakarta di makam Sunan Amangkurat I yang terletak di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, berlangsung secara hidmat dengan tetap menggunakan protokol kesehatan ketat, Minggu (29 Agustus 2021).

Acara yang digelar setiap bulan Sura itu dipimpin oleh Gusti Kanjeng Pakoe Boewono Permaisuri Dalem SISKS PB XIII, yang juga dihadiri oleh Bupati Tegal, Umi Azizah.

Sebelum mendatangi makam Sunan Amangkurat 1, rombongan karaton Surakarta Hadiningrat ceck in di Hotel Grand Dian Slawi.

Baca Juga: Guci Kembali di Buka, Syarat Ketentuan Berlaku!

Ikut dalam rombongan tersebut diantaranya GKR Alit, KGPH Adipati Dipokusumo, GRAy Koes Rahmaniyah,GRAy Koes Raspiyah serta para Abdi dan Sentono dalem yang berjumlah 20 orang sesuai dengan ijin pembatasan prokes di masa pandemi.

Sebelumnya, Sabtu malam 28 Agustus 2021, rombongan juga melakukan ramah tamah di aula Dikpora Kabupaten Tegal. Acara berlangsung singkat tapi khidmat dengan prokes ketat tanpa ada acara hidangan.

Pada prosesi jamasan kali ini selain acara utama di makam Sunan Amangkurat 1, ada yang berbeda yaitu kunjungan rombongan keluarga Raja secara spiritual di makam Pangeran Benowo yang terletak di Desa Sumingkir, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, sehari sebelum pelaksanaan jamasan makam Sunan Amangkurat 1.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ingatkan Sekolah di Jateng Tak Paksakan Siswanya Memakai Seragam

Kegiatan ini hanya diikuti keluarga Raja tanpa di dampingi Sentono dan abdi dalem.
Makam pangeran Benowo pada saat ini kebetulan sedang mendapatkan bantuan rehabilitasi tembok keliling dari Pemerintah Kabupaten Tegal, namun sangat di sayangkan kontruksinya menggunakan tembok biasa tidak mengikuti bata yang runtuh disekitarnya yang berukuran besar mirip seperti di makam Amangkurat Agung.

Menurut prasasti yang ada di makam tersebut, Pangeran Benowo adalah putra mahkota kerajaan pajang yaitu putra dari Sultan Hadiwijaya yang tidak mau menjadi Raja. Beliau berkelana sampai akhirnya wafat.

Sebelum wafat beliau berjumpa dengan tokoh Desa Sumingkir yang bernama Mbah Jinten yang akhirnya dimakamkan di sebelah makam Pangeran Benowo. Pengganti sultan Hadiwijaya adalah suami dari adik Pangeran Benowo yaitu pangeran Sutawijaya yang merupakan putra dari Ki Ageng Pamanahan.

Baca Juga: Dulu Semrawut, Kini Halaman Pasar Banjaran Mulai Bersih dan Rapi

Suatu kebetulan kalo pada ahirnya keturunan dari adik Pangeran Benowo yaitu Sinuwun Amangkurat Agung, Raja Mataram Islam pada ahirnya di makamkan sama-sama di Kabupaten Tegal.

Oleh sebagian penganut kepercayaan di Tegal , Pangeran Benowo adalah pemegang mahkota secara spiritual sampai sekarang dan ketika ada perwakilan utusan Raja menghadap beliau secara spiritual maka secara spiritual tahta kasunanan Surakarta Hadiningrat sempurna kepada SISKS PB XIII.

Dengan demikian segala persoalan dan rintangan kepada raja akan selesai, bahkan sabda pandita ratu akan semakin terasa nyata, dan barangsiapa yang berani membangkang peraturan raja akan kualat,begitu kata sesepuh kepercayaan yang dikatakan tepat di bawah pohon dewa Ndaru persis di depan makam Pangeran Benowo.

Untuk itu makam Amangkurat Agung ada di Tegal itu bukan suatu kebetulan, karena di Tegal juga ada makam Pangeran Benowo.

"Kami yakin karaton Surakarta akan kuat dan tetap lestari, karena pangeran Benowo secara spiritual sudah memberi restu kepada Gusti Ratu Permaisuri Paku Buwono XIII, yang rela hadir di pelataran halaman makam," ungkap salah satu penghayat kepercayaan.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler