Salah satunya Desy Febriana, seorang buruh yang bekerja di sebuah perusahaan di Karangawen, Kabupaten Demak. Dengan grogi, Desy menyanyikan sepenggal syair “Los Dol“. Selain Desy, ada dua buruh lainnya yang ikut berkesempatan menyanyi di atasi podium.

Sori ya soriiki sing nyanyi kasih honor. Kasih seratus ribu (rupiah),” ujar Ganjar yang disambut riuh para pengunjuk rasa.

Suasana unjuk rasa jauh dari tegang dan panas. Sebaliknya menjadi rileks, bahkan para buruh mendekat ke podium orasi dan sebagian besar mengarahkan kamera handphone ke orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut.

Sementara, Desy mengaku gemetaran saat berkesempatan naik podium untuk menyanyikan lagu. Ia mengaku sangat ngefans kepada Gubernur Jawa Tengah.

“Saya ndredeg, sampai nggak bisa nyanyi karena melihat Pak Ganjar. Sebelumnya belum pernah ketemu, ya baru kali ini,” kata Desy.

Ia tidak menyangka siang itu bisa bertemu dan berada satu panggung bersama Ganjar. Menurutnya itu kesempatan yang berharga.

“Saya tidak menyangka akan naik panggung sama Pak Ganjar. Saya kagum saja sama Pak Ganjar. Pokoknya saranghae, Pak Ganjar,” ungkapnya.

Usai mengajak beberapa pengunjuk rasa, Ganjar Pranowo menyampaikan pihaknya telah menghubungi tiga menteri untuk menyampaikan adanya penolakan terhadap Omnibus Law.

“Saya menyampaikan adalah sepertinya kita harus paham bagaimana prosesnya dan apa isinya. Ternyata tidak mengerti, orang tidak mengerti, maka saya telpon Jakarta. Sebenarnya Jakarta sudah mendengar suara panjenengan,” tutur Ganjar di hadapan para pengunjuk rasa.***