Gubernur Jateng Dorong Tingkat Kesembuhan Covid-19 Melalui Donor Plasma Konvalesen

21 Januari 2021, 19:31 WIB
PMI Jateng Imam Triyanto ditemui di halaman kantor Gubernur Jateng di Semarang, Rabu, 20 Januari 2021 /Dok. Humas Prov Jateng/

 

KABAR TEGAL - Sejumlah negara telah melakukan donor plasma konvalesen Covid-19 untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Mengetahui hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terus mendorong pasien Covid-19 sembuh untuk mau donor plasma konvalesen.

Upaya gencar Ganjar itu perlahan mulai menunjukkan hasil.

Palang Merah Indonesia (PMI) akan berupaya terus menambah jumlah penyintas Covid-19 di Jateng mau mendonorkan plasmanya.

Baca Juga: Cara Mendapatkan SIM Gratis dari Pemerintah, Penuhi Syarat Berikut!

mencatat hingga minggu kemarin sudah ada 871 orang penyintas Covid-19 yang telah mendonorkan plasma konvalesennya.

“Minggu kemarin kita sudah mencapai 871 pendonor plasma,” kata Ketua PMI Jateng Imam Triyanto ditemui di halaman kantor Gubernur Jateng di Semarang, Rabu 20 Januari 2021.

Menurutnya, PMI Jateng terus berupaya meningkatkan kesadaran para penyintas Covid-19 agar mau mendonorkan plasma konvalesennya. Sehingga, para pasien Covid-19 yang saat ini masih berjuang untuk sembuh, bisa terbantu.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Serang Baghdad Irak, Tewaskan 23 Orang

“Dari pengalaman, banyak yang mendapat donor plasma. Itu bisa memberikan kesembuhan bagi pasien Covid-19,” tutur Imam.

PMI Jateng telah bertekad menggencarkan adanya peningkatan jumlah pendonor plasma. Tak heran jika PMI Jateng bekerja sama dengan Unit Donor Darah (UDD) PMI di 35 kabupaten dan kota.

Saat ini, ada kriteria UDD yang bisa melakukan pengambilan plasma. Seperti UDD PMI yang telah mengantongi sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB) yaitu di UDD Kota Semarang, Solo, dan Banyumas.

Baca Juga: Makna dan Filosofi Logo Harlah NU ke-95

PMI kabupaten dan kota diminta untuk mengajak penyintas Covid-19, di daerahnya masing-masing, mendonorkan plasmanya.

Tujuan seleksi adalah memastikan plasma yang diambil mengandung antibodi, yang namanya Imunoglobulin G.

Dia melanjutkan, setelah plasma mengandung imunoglobulinnya, barulah selanjutnya, antibodi imonuglobin diantar ke UDD Semarang, Solo, Banyumas untuk diambil.

Baca Juga: Free Download Logo Harlah NU ke-95 Tersedia Format JPG, PNG dan PDF

Ada juga, kriteria UDD yang melakukan pengambilan plasma dengan alat apheresis yakni alat yang bisa secara langsung memisahkan plasma saat donor sedang berjalan.

“Kemudian UDD lain itu mengakomodir penyintas di wilayahnya, menyeleksi (pendonor plasma),” imbuhnya.

“Jadi seleksi, mengakomodir, nggoleki (mencari), menghubungi rumah sakitnya, nyateti (mencatat), sampai memenuhi kriteria,” jelasnya.

Baca Juga: Udah Tau Belum? Begini Cara Bersihkan Kompor Berkerak Sampai Kinclong

Yang paling penting, para pendonor itu adalah mantan pasien Covid-19 yang sembuh, perempuan belum pernah hamil, termasuk batas pengambilan plasma penyintas hanya sampai sekitar enam bulan.

Mengingat, antibodi makin lama makin berkurang. Penyintas bisa diambil plasmanya setiap dua minggu.

Pihaknya mengimbau agar penyintas sembuh dan bersedia mendonorkan plasmanya. Menurut dia dari pengalaman, banyak yang mendapat donor plasma bisa memberikan kesembuhan bagi pasien Covid-19.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler