KABAR TEGAL - Korban terus berjatuhan semenjak penjajah Israel melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 usai serangan Hamas yang mengakibatkan ribuan warga terbunuh bahkan terhitung 3.000 lebih anak-anak terbunuh akibat konflik ini.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, penyelesaian yang dilakukan penjajah Israel ini mengakibatkan 5.000 anak di Gaza tewas, termasuk 3.000 anak-anak sekolah. Hal tersebut ia sampaikan bertepatan dengan Hari Anak Dunia.
Mereka juga mengungkapkan bahwa terdapat 23 murid telah dibunuh di Tepi Barat atau di wilayah yang sudah diambil alih oleh Israel.
Baca Juga: Kapolrestabes Semarang Mendapat Penghargaan Dari Menteri PanRB, Atas Inovasinya Aplikasi LIBAS
Atas kejadian itu, Kemenkes juga tengah berupaya dengan mendesak sejumlah organisasi-organisasi pembela hak anak agar menjalankan tanggung jawab mereka yang mana terjadi peningkatan pelanggaran dan penghentian kejahatan Israel.
“Kejadian anak-anak dan murid sekolah yang tersebar di Jalur Gaza itu melanggar semua norma internasional,” ungkap Kemenkes Palestina.
Kemenkes Palestina juga memberkan kondisi terkini yang dilihat dari mentalitas pihak yang melakukan pendudukan dan terus menyerang lembaga pendidikan.
Baca Juga: Kenapa Lirik Lagu Hymne Guru Berubah? Siapa yang mengubahnya? Begini Alasan dan Lirik Terbarunya
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pihak berwenang di Palestina, tercatat lebih dari 13.000 warga Palestina telah tersebar dan diantaranya terdapat korban jiwa lebih dari 9.000 warga yang terdiri dari perempuan dan anak-anak.
Tercatat lebih dari 30.000 ribu orang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut yang diperoleh dari sumber data yang sama.
Tak hanya korban jiwa saja, namun serangan yang membabi buta dari Israel memporak-porandakan bangunan seperti, gedung, tempat ibadah, sekolah, universitas hingga rumah sakit yang sudah terkepung mengalami kerusakan dan hancur parah.
Blokade juga dilakukan Israel ke Gaza telah menyebabkan beberapa layanan bahkan fasilitas terputus, seperti listrik, bahan bakar, dan udara di wilayah tersebut.
Penyaluran bantuan dari luar juga tidak mudah tersalurkan langsung ke warga Palestina karena dibatasi oleh Israel.***