7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia yang Wajib Ditonton

16 Agustus 2023, 20:46 WIB
Film Soekarno /Netflix

KABAR TEGAL - Dalam jagat perfilman Indonesia, kisah perjuangan Indonesia melawan penjajah dalam meraih kemerdekaan telah menjadi tema yang tak pernah pudar.

Bukan hanya sebagai narasi sejarah, film-film ini telah mengukir jejak mendalam dalam hati masyarakat, dan sebagian dari karya-karya klasik tersebut masih terus meraih tempat istimewa di layar lebar hingga saat ini.

Dalam artikel ini, kami akan mengupas tuntas sejumlah film yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan Indonesia, melintasi waktu dan menghadirkan inspirasi yang tak tergoyahkan. Berikut beberapa film rekomendasi:

Baca Juga: Contoh Naskah Teks Pidato Sambut HUT RI 17 Agustus, Terbaru dan Penuh Semangat Nasionalisme!

1. Soekarno: Indonesia Merdeka

Tak pernah absen dari meriahnya perayaan kemerdekaan Indonesia, film "Soekarno: Indonesia Merdeka" telah menjelma menjadi simbol perjuangan yang abadi.

Menghadirkan Ario Bayu sebagai pemeran Soekarno dan Lukman Sardi sebagai Moh Hatta, kisah ini membawa penonton ke masa lalu, merunut perjalanan Kusno, seorang pemuda yang awalnya kerap berjuang melawan penyakit.

Namun, takdir memutar haluan saat orang tuanya mengganti namanya menjadi Soekarno.

Saat usianya menapak 24 tahun, terdengarlah seruan, "Kita Harus Merdeka Sekarang!", yang menggetarkan panggung dan mengantarnya ke tahanan, dituduh meracuni semangat dan memicu pemberontakan.

"Soekarno: Indonesia Merdeka" menceritakan liku-liku perjuangan yang dihadapi oleh Ir. Soekarno dan mitra politiknya, melangkah bersama menuju cita-cita luhur, hingga pada akhirnya, setelah pengorbanan yang tak terhitung, ia pun memancangkan bendera kemerdekaan Indonesia dengan bangga.

2. Merah Putih

Melangkah lebih jauh, kita menemukan film "Merah Putih" yang mengukir kisah di era pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Momen saat bendera dikibarkan menjadi tonggak bersejarah, namun tak berlangsung mulus seiring kembalinya Belanda ke tanah air untuk merebut kendali.

Mengulang babak heroik, para pahlawan Indonesia menegakkan kembali perlawanan pada tahun 1947.

Menghadirkan perpaduan aktor terkemuka seperti Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, Darius Sinathrya, dan Donny Alamsyah, film ini menjadi panggung bagi keberanian pahlawan perjuangan.

Saat perang terasa meresap melalui layar, penonton seolah terlibat secara pribadi dalam medan peperangan.

"Merah Putih" tak hanya menjadi pilihan terbaik untuk ditonton saat bulan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga merupakan penegas semangat nasionalisme yang tak pernah padam pada generasi muda saat itu.

Baca Juga: Terbaru! 20+ Lomba Meriah untuk Anak SD dalam Perayaan 17 Agustus atau Agustusan

3. Buya Hamka

Menyuguhkan kisah mendalam seorang Buya Hamka, film ini memecah rentang hidupnya ke dalam tiga babak penting.

Langkah pertama membawa kita merasakan hembusan zaman dari tahun 1933 hingga 1945, saat momen-momen bersejarah membentuk jejak hidup Buya Hamka (diperankan oleh Vino G. Bastian).

Di tengah sibuknya mengurus Muhammadiyah di Makassar, Buya Hamka juga menyulam karya-karya monumental seperti "Di Bawah Lindungan Ka'bah" dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk".

Namun, puncak perjalanan tak terhindarkan saat ia menyatukan diri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, melekatkan namanya pada 17 Agustus 1945 yang abadi.

Film ini tak hanya menarik bagi semua usia, tetapi juga menyuguhkan inspirasi melalui setiap potongan kisah yang penuh semangat.

4. Sang Kiai

Film "Sang Kiai" mengangkat latar belakang pada masa kekuasaan Jepang, di mana semangat kemerdekaan masyarakat Indonesia ditekan.

Larangan mengibarkan bendera dan mengalunnya "Indonesia Raya" mencerminkan betapa kuatnya cengkeraman penjajah.

Di tengah segala larangan, Jepang bahkan memaksakan Sekerei, tetapi dalam gemuruh waktu, muncul seorang kiai bernama KH Hasyim Asyari yang dengan tegar menolak tindakan tersebut, seiring keyakinannya pada ajaran Islam.

"Sang Kiai" menempatkan kita pada tahun 1942, mengungkap betapa keberanian KH Hasyim Asyari membawa imbas tak terhindarkan: penangkapannya oleh Jepang.

Namun, semangat tak surut, santri setia seperti Harun (diperankan oleh Adipati Dolken) bersatu demi satu tujuan membebaskan sang kiai tercinta.

Mereka bersama-sama menggelorakan semangat kebebasan, dan dampak perjuangan mereka masih terasa hingga kini, menghidupkan semangat merdeka Indonesia.

Baca Juga: 25 Ide Lomba 17 Agustus yang Meriah dan Unik Rayakan HUT RI Ke-78

5. Bumi Manusia

Tahun 2019 layar lebar Indonesia menyajikan film bersejarah "Bumi Manusia," hasil arahan Hanung Bramantyo dan naskah cemerlang karya Salman Aristo.

Sutradara dan penulis berhasil memindahkan alur yang menghanyutkan dari novel klasik karya Pramoedya Ananta Toer ke dalam dimensi film.

Menampilkan wajah-wajah muda berbakat seperti Iqbaal Ramadhan, Mawar de Jongh, dan Sha Ine Febriyanti, film ini menjalarkan kembali semangat merdeka Indonesia yang berdentang kuat.

Dalam bayang kolonialisme Belanda dan konflik feodal pra-kemerdekaan, "Bumi Manusia" menjadi kanvas yang melukiskan kisah Minke, seorang pribumi yang tak hanya berjuang untuk meraih haknya, tetapi juga terperangkap dalam belantara asmara bersama Annalies Mellema.

Dari romantika hingga kritik terhadap penindasan, film ini menjalin narasi yang mengaduk-aduk emosi, mengingatkan kita pada keberanian dan perjuangan pada era yang penuh tantangan.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu 17 Agustus 1945 'Hari Merdeka' Ciptaan H Mutahar yang Mudah untuk Dimainkan

6. Kadet 1947
Jejak perjuangan Indonesia merebut kemerdekaannya tertoreh dalam film penuh semangat berjudul "Kadet 1947."

Melampaui waktu, film ini menceritakan panggung pertama dari derap perjuangan, saat Agresi Militer Belanda menerjang setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Tepat di Maguwo, sekelompok kadet bersemangat dari sekolah penerbang Angkatan Udara, merajut kisah seru mereka: Sigit (diperankan oleh Bisma Karisma), Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji (Marthino Lio).

Semuanya bermimpi bergabung dalam pertahanan Indonesia dari Belanda, namun batas status pelajar Angkatan Udara membendung langkah mereka.

Dengan jiwa muda yang berkobar, ketidakhenti-hentian mereka membawa mereka pada langkah nekat memohon bantuan sersan udara Tardjo (Wafda Saifan), serta tembakan udara yang kokoh dari Dul (Chicco Kurniawan) dan Kapoet (Fajar Nugra).

Kisah menarik ini terangkat dari nyata, ketika Sigit mengetahui pesawat Jepang yang jatuh di desanya dan memutuskan untuk mengambil mesinnya.

Tindakan berani para kadet ini merefleksikan serangan udara pertama Angkatan Udara Republik Indonesia terhadap markas pertahanan Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa, tepat pada 29 Juli 1947.

"Kadet 1947" menjadi lembaran penting yang membangkitkan semangat awal perjuangan, dan mengingatkan kita akan tekad yang tak tergoyahkan dalam mempertahankan tanah air.

Film-film tersebut tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga nyala semangat merdeka dalam setiap langkah menuju masa depan.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler