Pecinta Buku dan Ingin Jadi Influencer? Yuk Jadi Bookfluencer

25 Januari 2021, 10:08 WIB
Tiga pelajar yang sedang nongkrong baca buku sambil ngopi di Litera Coffe and Library / Instagram Litera Coffe/

KABAR TEGAL - Sebagai Influencer tak melulu tentang fesyen, makanan atau wisata. Pecinta buku, pembaca atau mereka yang menyukai buku, juga dapat berpartisipasi sebagai bookfluencer dengan menyebarkan energi positif lewat tulisan dan media sosial. 

Hestia dari komunitas Baca Bareng berpendapat bookfluencer memiliki peran penting dalam menciptakan komunitas dan ekosistem yang baik. Seorang bookfluencer dapat menciptakan diskusi mengenai buku lewat pendapatnya, termasuk lewat kritik yang disampaikan dengan cara baik.

"Bookfluencer bukan artinya dapat buku gratis lalu sungkan, jadi pasif dan tidak berani mengkritisi," kata Hestia di bicang-bincang daring Reader's Gathering: Bookfluencer 101 dari Ruang Tengah, Minggu.

Baca Juga: WhatsApp Tunda Implementasi Kebijakann Barunya, Usai Dilaporkan Kehilangan Jutaan Pengguna

Penulis Okky Madasari menawarkan manifesto mengenai bookfluencer: media sosial adalah ruang publik yang harus dimanfaatkan dan kebisingan serta kedangkalan yang mendominasi media sosial harus diubah jadi percakapan gagasan, ekspresi kreativitas, opini yang berdampak serta pertanyaan kritis dan cerita-cerita yang berjiwa.

Senada dengan Hestia, Okky mengatakan pemengaruh buku bukan sekadar alat promosi alias buzzer. Perannya lebih dari itu, untuk menciptakan percakapan gagasan dan opini yang berdampak di media sosial.

Buku selaris apa pun terasa kurang memuaskan untuk penulis bila gagasannya tidak banyak didiskusikan oleh pembaca.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari ini Senin, 25 Januari 2021 Aquarius Berhati-hati Dalam Ngelola Gaji

"Kalau tidak ada bookfluencer, bagaimana caranya kita tahu gagasan buku kita didiskusikan?"

Pemengaruh buku juga lebih dari sekadar pengulas. Dia mengatakan, bookfluencer harus menempatkan diri sebagai pencipta wacana dan pemantik percakapan tentang gagasan yang tertulis dalam sebuah buku, termasuk relevansinya dengan persoalan masyarakat.

"Kita tahu kita semua punya opini yang laik untuk disampaikan," katanya.

Menurut Okky, bookfluencer adalah kritikus generasi baru yang tidak cuma berasal dari dunia akademisi atau komunitas kebudayaan. Pemengaruh buku bisa berasal dari berbagai latar belakang, yang penting ia bisa menginterpretasi sebuah karya, termasuk relevansinya dengan persoalan masyarakat.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Shopee SMS! Gratis Ongkir Rp0 dan ShopeePay Deals Rp1

Ia menegaskan, mengkritik tidak sama dengan sekadar mencaci maki, melainkan memaknai sebuah karya.

Oleh karena itu, seorang pemengaruh buku juga pun diharapkan punya tanggung jawab meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga bisa menghasilkan wacana serta percakapan berkualitas.

Hestia menambahkan, siapa pun yang mencintai buku bisa jadi seorang pemengaruh meski jumlah pengikutnya di media sosial belum seberapa.

"Selama kamu memang suka, tulis saja," ujar dia.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Tags

Terkini

Terpopuler