Wisata Petik Sayur Membawa Senyum Bahagia Petani Sigedong Bumijawa

- 21 September 2020, 20:47 WIB
Wisata petik sayar membawa senyum bahagia petani Sigedong
Wisata petik sayar membawa senyum bahagia petani Sigedong /

Slawi. KabarTegal.com - Meski hanya berlangsung selama dua hari, Wisata Petik Sayur di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa pada hari Sabtu dan Minggu, 19-20 September 2020 menjadikan petani setempat bernafas lega. Tak kurang dari 500 orang wisatawan yang datang dari berbagai wilayah menyerbu dan memetik habis komoditas sayuran di lahan milik petani. Adapun nilai transaksi yang berhasil dibukukan selama event tersebut lebih dari Rp 15 juta.

Menurunnya permintaan pasar dan anjoknya harga jual sayuran di tingkat petani selama masa pandemi Covid-19 ini menjadikan petani hidup dalam kesusahan. Tak terkecuali para petani sayur di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa yang membiarkan sebagian tanamannya membusuk di lahan pertanian akibat ongkos produksi yang tidak seimbang dengan hasil penjualan. Sebagai contoh, harga kubis di tingkat petani hanya dihargai Rp 300 per kilonya.

Kondisi tersebut mengundang keprihatinan Pemkab Tegal melalui jajaran kehumasannya yang berupaya menggandeng kelompok petani sayur Sigedong untuk menjual komoditas pertaniannya dengan konsep wisata agro. Kepala Subbagian Komunikasi dan Dokumentasi Pimpinan Setda Kabupaten Tegal Hari Nugroho menuturkan, gagasan wisata petik sayur tersebut berawal dari obrolan bersama petani sayur di desa setempat saat pihaknya melakukan liputan komoditas kopi Sigedong.

Hari mengungkapkan, petani mengalami kesulitan menjual panenan mereka sejak mewabahnya Covid-19. Permintaan pasar berkurang drastis, sementara hasil panen melimpah. Akibatnya, harga di tengkulak pun ikut turun sampai ke level dimana petani sudah tidak sanggup lagi memanennya.

“Sudah tiga hingga empat bulan terakhir ini petani Sigedong kesulitan menjual panennya karena harga jual yang rendah. Untuk itu kami menawarkan konsep wisata agro yang sesungguhnya sudah banyak diterapkan di daerah lain. Tapi di sini, tujuan utamanya adalah murni membantu petani memasarkan sayurannya sembari menawarkan daya tarik Sigedong kepada wisatawan yang hadir,” kata Hari.

Gayung pun bersambut, salah satu Ketua Kelompok Tani setempat, Gunawan yang juga petani kopi tulen ini siap memfasilitasi 10 orang anggotanya untuk memasarkan hasil panen sayurannya dengan konsep wisata agro. Gunawan menuturkan, penurunan harga di petani terjadi karena oversupply atau kelebihan pasokan akibat permintaan komoditas sayur-mayur seperti untuk hajatan, rumah makan, hotel dan restoran berkurang drastis pasca pembatasan sosial.

Sebelumnya, Gunawan mengaku sudah beberapa kali menjalankan konsep serupa, meski hanya bagian kecil dari paket wisata outbound yang dikelolanya. Namun, karena kegiatan outbound ikut terdampak Covid-19, aktifitas wisata petik sayurnya pun berhenti.

Saat ditemui di rumahnya yang juga difungsikan sebagai kesekretariatan Wisata Petik Sayur ini, Gunawan mengaku senang dengan respons publik yang menurutnya di luar dugaan. “Kami tidak mengira antusiasme publik pada produk pertanian ini luar biasa, sampai-sampai kami kehabisan stok sayuran yang untuk dipetik di lahan petani di hari pertama, bahkan sebelum jam 12 siang sudah tinggal sedikit yang tersisa. Terpaksanya kami mendatangkan sayuran dari lahan lain di luar kepemilikan kelompok tani kami agar warga pengunjung yang sudah datang jauh-jauh tidak kecewa, “ tuturnya.

Sementara untuk pelaksanaan di hari kedua, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan petani lain agar menyiapkan lahannya yang siap panen untuk dipetik wisatawan. Gunawan pun mengakui, transaksi jual beli pada event wisata ini sangat menguntungkan petani karena sejak awal petani sudah mendapat kepastian harga. Hal ini berbeda dengan harga beli sayuran oleh tengkulak yang sering berubah-ubah dengan dalih menyesuaikan harga pasar.

Halaman:

Editor: Dasuki Raswadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x