Implementasi CRT: Guru Pamong dan Mahasiswa PPG Prajabatan Ajak Siswa SMAN 1 Kemangkon Kunjungi Situs Sejarah

29 Mei 2023, 17:44 WIB
Implementasi CRT: Guru Pamong dan Mahasiswa PPG Prajabatan Ajak Siswa SMAN 1 Kemangkon Kunjungi Situs Sejarah /Risqi Fauzan Mustofa/Kabar Tegal

KABAR TEGAL – Bersama guru pamong, mahasiswa Pendidikan Profesi Guru atau PPG Prajabatan 2022 program studi Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengajak siswa SMAN 1 Kemangkon mengunjungi Situs Cagar Budaya “Lingga Yoni” yang berada di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga pada 9 Mei 2023.

Bertepatan dengan pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL) kedua dan juga materi mata pelajaran sejarah yaitu, Teori Masuknya Hindu-Buddha Ke Indonesia yang diajarkan pada kelas 10.

Guru Pamong Sejarah, Untung Sugiarto, S.Pd. berkolaborasi dengan mahasiswa PPL untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas atau outing class dengan menggunakan pendekatan kultural atau culturally responsive teaching (CRT).

 Baca Juga: Besaran Dana BLT Siswa PIP Kemdikbud 2023, Cek Penerima PIP di pip.kemdikbud.go.id

Pendekatan kultural atau CRT merupakan suatu pengajaran yang relevan secara budaya, dengan memperkenalkan budaya di sekitar tempat tinggal peserta didik yang kemudian disesuaikan dengan materi pembelajarannya.

Menurut Untung Sugiarto, pendekatan kultural sangat penting untuk diterapkan. Namun perlu diingat, pendekatan kultural perlu memperhatikan aspek karakter dan kesiapan perserta didik serta kesesuaian dengan materi pembelajarannya.

“Kalau menurut saya, untuk proses pembelajarannya (CRT) kita harus mengetahui karakteristik siswa terlebih dahulu, kemudian baru diseimbangkan dengan materi yang ada di buku. Sehingga nanti siswa bisa sinkron pengetahuannya,” kata Untung.

Baca Juga: 3 Hari Lagi! Pendaftaran PPG Prajabatan 2023, Persiapkan Diri Anda Menjadi Guru Masa Depan

Pemilihan Situs Cagar Budaya “Lingga Yoni” di Kedungbenda, Kemangkon, Purbalingga sebagai objek CRT sangat ideal. Pasalnya dekat dengan sekolah dan berada di lingkungan tinggal peserta didik.

“Yang jelas situs tersebut lokasinya lebih dekat dari sekolah. Memanfaatkan lingkungan kita, itu ada peninggalanya apa. Nah, itu yang kita tuju. Sebenarnya kalau melihat situs sejarah keseluruhan di Purbalingga banyak misalnya Situs Karangjambu, tapi kalau melihat waktunya juga susah. Kebetulan yang terdekat dengan sekolah kan di situ,” ujar Untung.

Dari kunjungan ke situs tersebut Untung Sugiarto berharap, peserta didik dapat lebih mengenal, memahami, serta menjaga peninggalan-peninggalan sejarah khususnya yang ada di Kemangkon.

“Tujuannya untuk mengenalkan pada siswa kalau dulu di Kemangkon ternyata pernah ada perkembangan Hindu-Buddha. Terus memahamkan pada siswa kalau agama Hindu-Buddha itu pernah bekerkembang di Indonesia atau di Purbalingga, dan untuk menekankan kepada siswa untuk menghargai peningglan-peninggalan purbakala. Kebanyakan sambilalu ‘Apa sih Itu?’, kalau sudah berkunjung kan mereka jadi lebih menghargai,” ujar Untung.

Baca Juga: 8 Kerajaan Hindu-Buddha yang Pernah Jaya di Indonesia, Sejarah serta Situs Peninggalannya

Di samping itu Untung Sugiarto juga mengapresiasi mahasiswa PPL PPG Prajabatan 2022 karena sudah turut bersinergi dalam memberikan materi melalui pendekatan kultural kepada peserta didik.

“Kolaborasi antara guru pamong dengan mahasiswa PPL, kalau saya katakan sangat baik. Karena apa, untuk meningkatkan atau menghelakan siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga apa yang disampaikan oleh guru pamong dan mahasiswa PPL tidak jauh berbeda. Ternyata antara guru pamong saat mengajar dan mahasiswa PPL ada persamaan. Ini yang menghelakan siswa untuk lebih giat belajar,”  kata Untung Sugiarto.

Untung Sugiarto, S.Pd. dan Mahasiswa PPL PPG Prajabatan 2022 Universitas Muhammadiyah Purwokerto di situs cagar budaya Lingga Yoni Desa Kedungbenda, Kemangkon, Purbalingga. Risqi Fauzan Mustofa/Kabar Tegal

Dwi Adi Wahyudi, S.Pd. selaku Koordinator Mahasiswa PPL turut memberikan respon positif.

Baca Juga: 40 Quotes Penuh Inspirasi dan Motivasi di Hari Pendidikan Nasional 2 Mei

“Dengan berkolaborasi bersama guru pamong menggunakan pendekatan CRT, siswa menjadi tahu identitasnya sebagai warga Purbalingga, khususnya Kemangkon dengan peninggalannya yang begitu luar biasa dan masih terjaga,” ujar Adi.***

Editor: Dwi Prasetyo Asriyanto

Tags

Terkini

Terpopuler