KH. A. Was'ari: Insya Allah Warga Bangsa Ini Sudah Berakhlak

- 20 November 2020, 13:19 WIB
Ketua PC NU Kab. Tegal KH. A. Was'ari
Ketua PC NU Kab. Tegal KH. A. Was'ari /

KABAR TEGAL - Munculnya wacana konsolidasi revolusi akhlak yang digembar - gemborkan Habib Rizeq Shihab belakangan ini mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Pendapat dan pandangan muncul dari KH. Akhmad Was'ari Ketua Pimpinan Cabang Nadhlatul Ulama Kab Tegal.

Menurut KH A. Was'ari pada wartawan Jumat (20/11/2020) sepanjang dengan niat ikhlas melakukan perbaikan ahlak yang tentunya harus dimulai dari Habib Rizieq Shihab terlebih dulu.

Termasuk ahlak dalam berdakwah untuk tidak ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.  "Itu dulu yang harus diperhatikan" ujar Was'ari penuh harap

Menurutnya istilah "Konsolidasi Revolusi Akhlak"  dirinya tidak setuju, karena revolusi lebih bermakna melakukan perombakan total. "Insyaallah bangsa ini juga sudah berahlaklah. Lalu yang mau direvolusi dalam sisi mana dan didaerah mana" tanya Was'ari penuh tanya.

Ditanya tentang rencana HRS yang berencana keliling Indonesia melakukan konsolidasi revolusi akhlak termasuk bila kevTegal, ia mempersilahkan saja. "Silahkan saja datang ke Tegal, tapi Insya Allah warga Tegal khususnya wars NU tetap biasa saja karena kami sudah berahlak. Baik ahlak terhadap Allah SWT, ahlak terhadap sesama manusia, ahlak terhadap sesama mahluk Allah maupun  Ahlak terhadap bangsa dan negara Indonesia tercinta" ungkap KH Akhmad Was'ari yang juga kepala dinas Dikbud Kab. Tegal

Pendapat senada disampaikan Ketua GNMI Cabang Tegal Witarto terkait rencana agenda konsolidasi revolusi akhak oleh  Habib Rizieq Shihab ( HRS). Menurutnya  revolusi akhlak yang digagas Habib Rizieq Shihab itu tidak jelas karena kesan yang muncul justru untuk kamuflase politik.

"Revolusi akhlak enggak jelas. Saya duga ini hanya manuver politik. Konsepnya seperti apa kan tak ada. Jangan-jangan cuma keceplosan omong revolusi akhlak biar tidak dikira mau berbuat makar," ujar Witarto keterangannya kepada awak media, Jumat (20/11/2020).

Lantas Witarto membandingkan revolusi akhlak dengan revolusi mental yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, konsep revolusi mental lebih aplikatif karena untuk merefomasi dan menyederhanakan birokrasi, mendorong akuntabilitas dan transparansi. Selain itu, revolusi mental juga mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Namun, Witarto juga mengkritisi revolusi mental yang belakangan kurang terdengar. "Masih banyak yang perlu dibenahi karena belakangan ini mulai berkurang ghirah," katanya.

Halaman:

Editor: Dasuki Raswadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x