Elektabilitas AHY Melejit Usai Kisruh Demokrat, Pengamat: Publik Simpati karena Ada Kesan Terzolimi

- 24 Maret 2021, 11:29 WIB
Foto Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) /Pikiran Rakyat

KABAR TEGAL - Survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menyebutkan adanya kisruh Partai Demokrat yang menggelar kongres luar biasa (KLB) memberikan efek elektoral bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Temuan survei CPCS menunjukkan adanya kenaikan secara mengejutkan elektabilitas bagi Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu dalam pertarungan menuju Pilpres 2024.

"AHY secara mengejutkan naik elektabilitasnya sebagai calon presiden (capres) dari kisaran di bawah 2 persen menjadi 6,3 persen, mengejar Prabowo yang masih teratas serta Ridwan Kamil dan Ganjar, Pranowo," kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (22 Maret 2021).

Posisi paling atas tetap diduduki Prabowo Subianto sebesar 20,6 persen yang dibayangi oleh Ridwan Kamil (15,2 persen) dan Ganjar (14,7 persen) yang bersaing ketat.

Baca Juga: Marzuki Alie Beberkan Alasan Terjadinya KLB Partai Demokrat

Jika sebelumnya stabil di papan bawah, kini pada survei yang dilakukan pada tanggal 5—15 Maret 2021, AHY menyodok ke urutan keempat (6,3 persen), disusul oleh Menteri BUMN Erick Thohir di posisi kelima (5,6 persen). Sementara itu, Sandiaga Uno (5,4 persen) dan Anies Baswedan (5,1 persen).

Menurut Okta, lonjakan elektabilitas AHY tidak bisa dilepaskan dari upaya sejumlah kalangan yang melibatkan pihak Istana untuk melengserkan kepemimpinannya.

"Demokrat yang notabene partai oposisi menjadi incaran untuk dijinakkan dan ditarik masuk ke dalam koalisi pemerintahan yang sudah sangat gemuk," kata Okta.

KLB yang terkesan sangat dipaksakan dan memilih Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum yang bukan kader Demokrat, kata dia, mengundang simpati dari masyarakat.

"Figur AHY yang terzalimi mengingatkan saat ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik ke panggung kekuasaan pada tahun 2004," kata Okta.***

Editor: Lazarus Sandya Wella

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x