KABAR TEGAL - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero berinovasi dengan memanfaatkan sinar lampu ultraviolet (UV) untuk meningkatkan produktivitas tanaman hidroponik.
Jika berjalan di malam hari di kawasan Wisata Edukasi Tani Terpadu (WETT) Betet, yang berlokasi di Desa Betet, Kabupaten Nganjuk, Anda akan mendapati sejumlah greenhouse (rumah plastik) di tengah sawah yang memancarkan sinar merah keunguan.
Itulah teknologi pertanian pemanfaatan sinar UV yang sedang dikembangkan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Buana Lestari dengan PLN Peduli, sejak akhir 2020.
Baca Juga: Edhy Prabowo Bantah Punya Hubungan Khusus dengan Pebulu Tangkis Putri
Asrori, sang motor program hidroponik sinar lampu UV di WETT Betet, mengungkapkan bahwa teknik hidroponik dengan memanfaatkan sinar lampu UV sebagai pengganti cahaya matahari di malam hari membuat pertumbuhan tanaman lebih optimal. Sebab, tanaman akan tetap berfotosintesis dengan bantuan sinar lampu UV, meskipun di malam hari.
Menurut Asrori, tanaman sayur organik dengan metode hidroponik yang memanfaatkan aliran listrik untuk pengairan juga penerangan sinar lampu UV di malam hari, membuat nutrisi yang dibutuhkan tanaman terus terjaga serta mendapatkan cukup sinar selama 24 jam penuh.
Dengan sistem pengairan yang stabil dan penerangan dengan lampu UV, sayur organik ini dapat dipanen hanya dalam waktu 30-35 hari. Itu lebih cepat dari waktu normalnya, yakni 45 hari.
Baca Juga: Bupati Batang Instruksikan Seluruh OPD Jaring Aspirasi Masyarakat Melalui Medsos
Berat tanamannya pun bisa mencapai 200-250 gram untuk setiap batang tanamannya. Tentunya lebih berat dari hidroponik biasa yang hanya mencapai 150 gram per batang tanamannya.