Gagal Panen Sehingga Pasukan Minim, Harga Cabai di Pasar Tradisional Mulai Merangkak Naik

- 2 Februari 2021, 15:32 WIB
ILUSTRASI/Penjual menyortir cabai rawit merah di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat.
ILUSTRASI/Penjual menyortir cabai rawit merah di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat. /Asprillia Dwi Adha/ANTARA FOTO

KABAR TEGAL - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menjelaskan, harga cabai rawit merah naik (masih mahal) di kisaran Rp85.000-90.000 per kilogram (Kg). Sedangkan untuk harga komoditas pangan lainnya masih relatif normal.

“Yang masih bertahan tinggi cabai rawit merah, masih pedas di angka Rp85.000-90.000 per kilogram. Komoditas lain masih relatif normal stoknya ada seperti daging ayam, telur masih relatif normal,” terang Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri, kepada wartawan, di Jakarta, Senin, 2 Februari 2021.

Adapun kenaikan harga itu disebabkan beberapa faktor. Antara lain, pasokan dari petani minim. Alasannya, para petani tidak memproduksi atau tidak menanam cabai rawit merah karena mereka takut gagal panen, untuk menghindari harga drop.

Baca Juga: Kebut Vaksinasi di Kota Tegal, Jumadi: Tahap 1 Harus Selesai

Harga Ikan Juga Naik

Masih di tempat dan kesempatan yang sama, lanjut Abdullah, masyarakat harus mewaspadai naiknya harga ikan saat ini. Sebagai contoh ikan mas kini naik menjadi Rp37.000 per kilogram (Kg).

“Di musim seperti ini laut sedang tidak bagus. Banyak nelayan yang tidak melaut sehingga harganya otomatis naik,” tuturnya menambahkan.

Abdullah memberikan contoh harga ikan yang melonjak naik yakni ikan mas, yang semula harganya Rp33.000-34.000 per kg sekarang sudah Rp37.000. Sedangkan, untuk ikan bandeng di kisaran Rp35.000.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid -19 Kapolres Tegal Bagikan Masker

“Untuk ikan laut sudah musim paceklik, nelayan sulit berlayar dalam mencari ikan karena ombaknya tinggi, dan tidak ada ikan juga jadi ritme tahun ini selalu terjadi,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Lazarus Sandya Wella


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x