KABAR TEGAL - Sebanyak 400 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Tegal antusias mengikuti kunjungan Duta Baca Indonesia dalam rangkaian acara Slawi Ageng Expo 2025, Rabu, 11 Juni 2025. Kegiatan literasi massal ini berlangsung meriah di Lapangan Pemda Tegal, menghadirkan siswa-siswi tingkat SD hingga SMA dari seluruh penjuru daerah.
Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran pejabat daerah, di antaranya Staf Ahli Bupati, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Tegal, Ketua TP PKK selaku Bunda Literasi Kabupaten Tegal, perwakilan dari Bank Indonesia, serta tokoh pendidikan dan perwakilan pelajar.
Plt Kepala Disperpusip, Dra Nuzmatun Malinah, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang merupakan bagian dari kolaborasi antara Perpustakaan Nasional RI, Disperpusip Kabupaten Tegal, dan Bank Indonesia selaku sponsor kegiatan Slawi Ageng Expo 2025.
Baca Juga: Pesta Rakyat Slawi Ageng 2025, Bank Indonesia Tegal Hadirkan Booth Edukasi QRIS hingga Pameran UMKM
“Acara ini merupakan hasil kolaboratif antara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tegal dan Bank Indonesia sebagai sponsor acara Slawi Ageng 2025. Nantinya, kegiatan ini terbagi menjadi Diskusi Edukasi dan ada Pelatihan Penulisan Cerpen Populer yang diikuti oleh 70 siswa/siswi se-Kabupaten Tegal,” ungkap Nuzmatun.
Sementara itu, Bunda Literasi Kabupaten Tegal, Nilna Almuna, menegaskan pentingnya kegiatan edukatif seperti ini dalam menumbuhkan semangat membaca dan berpikir kritis di kalangan pelajar.
“Dengan menumbuhkan budaya gemar membaca, adik-adik akan bisa mereview, mendeskripsikan apa yang dibaca dan mampu untuk memilih bagaimana bacaan-bacaan yang bermanfaat, agar bisa dijadikan hal-hal positif di kehidupan kita,” ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Staf Ahli Bupati Bidang Hukum Politik dan Pemerintahan, Nurhapid Junaedi, menyoroti tantangan di era digital saat ini, di mana informasi tersebar luas dan cepat diakses.
“Untuk itu kita dituntut untuk menjadi individu yang kritis, mampu berpikir mendalam dan memiliki kemampuan untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga pencipta serta penyebar ilmu yang bermanfaat,” tegasnya.